kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

New normal, banyak perusahaan lakukan rasionalisasi untuk bertahan


Selasa, 16 Juni 2020 / 10:57 WIB
New normal, banyak perusahaan lakukan rasionalisasi untuk bertahan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto

Emirates Group dikabarkan berencana memberhentikan 30.000 karyawan untuk memangkas biaya di tengah pandemi virus corona. Pemangkasan tersebut nantinya akan mengurangi 30% dari total karyawan yang mencapai 105.000 orang.

Sementara Garuda Indonesia, harus merumahkan 800 karyawannya dengan status tenaga kerja kontrak atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).

Sedangkan Perusahaan transportasi daring asal Amerika Serikat, Uber, melakukan PHK kepada 6.700 karyawan sebagai imbas hantaman Covid-19.

Selain itu, Traveloka juga dikabarkan memberhentikan sebagian besar stafnya. Pasalnya, pandemi menghilangkan banyak rencana liburan. Pengurangan karyawan Traveloka disebut-sebut sekitar 100 orang atau 10% karyawan di startup ini. Kebijakan ini disebut telah dilakukan sejak awal April 2020.

Tak hanya itu, sektor ritel juga mengalami kondisi serupa. Ramayana, perusahaan ritel yang sudah eksis cukup lama juga mengurangi jumlah karyawan. Sedikitnya mencapai 84 karyawan harus kena PHK salah satunya karena penutupan gerai Ramayana Depok.

Sedangkan KFC juga sama. Beberapa waktu lalu, sebanyak 450 pekerja restoran spesialis ayam goreng itu dirumahkan, terutama di Jawa.

Baca Juga: Pemkot Tangerang perpanjang PSBB, sanksi pelanggaran PSBB bisa didenda Rp 25 juta

Airy pun mengalami tekanan hebat. Perusahaan di bidang perhotelan ini menghentikan operasionalnya secara permanen di tengah pandemi virus corona ini.

Pada saat yang sama, perusahaan sejenis yaitu Airbnb juga akan merumahkan 1.900 orang karyawannya atau setara dengan 25% dari total jumlah pekerja Airbnb saat itu.

Sedangkan Agoda, platform digital pemesanan hotel dan properti itu memutuskan untuk melakukan PHK kepada sekitar 1.500 karyawannya di 30 negara.

"Kondisi lay off atau pengurangan karyawan ini tidak terhindarkan. Sulit pertahankan karyawan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×