kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

November, proyek PLTGU Jawa-1 ditargetkan sudah financial close dan konstruksi


Rabu, 19 September 2018 / 16:41 WIB
November, proyek PLTGU Jawa-1 ditargetkan sudah financial close dan konstruksi
ILUSTRASI. ilustrasi energi listrik


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

Selain FC, konstruksi pun ditargetkan pada bulan November. Sedangkan untuk persiapan pengerjaan fisik sudah dimulai sejak bulan Juli lalu. “Sebenarnya pekerjaan sudah dimulai sejak bulan Juli, preparation. Agustus sudah mulai kerja fisik. Jadi walau belum FC, kita sudah kerja,” jelas Ginanjar.

Soal adanya pelemahan rupiah dan pembatasan impor sehingga membuat pemerintah menunda 15.200 MW proyek kelistrikan yang belum FC, Ginanjar mengaku tidak cemas. Pasalnya, PLTGU Jawa-1 tetap berjalan sesuai dengan instruksi dari PLN. “Kita kan PLN yang perintahnya, tidak ada arahan lain dari PLN. Artinya sementara ini ya tetap jalan terus,” ungkapnya.

Terkait dengan persoalan ini, Supangkat Iwan bilang, tanpa adanya penundaan 15.200 MW pun, RUPTL memang akan disesuaikan setiap tahun. Penyesuaian itu dilakukan dengan memperhitungkan sejumlah faktpr, seperti permintaan listrik dan pertumbuhan ekonomi.

“Setiap akhir tahun direvisi. Dilihat growth demand-nya, pertumbuhan ekonomi, nanti disesuaikan. Nah kebetulan belakangan kan turun, ya tentu kita juga turunkan,” katanya.

Karena itu, lanjut Iwan, proyek 35.000 MW mundur dari yang semula ditargetkan selesai pada tahun 2019. “35.000 MW yang tadinya selesai akhir 2019 jadi ada yang 2020, 2021,bahkan 2024. Tapi niat pemerintah baik, itu terkait dengan dampak impor, itu saja yang kita sikapi,” tambah Iwan.

Kendati penundaan tersebut menyesuaikan dengan kondisi saat ini, namun Iwan menekankan pentingnya persiapan apabila permintaan listrik dan kondisi ekonomi kembali membaik. “Tetapi ketika ditunda, nanti tiba-tiba tumbuh, terus kurang, kita gelagapan. Saya kira itu kita juga harus hitung dulu,” ujar Iwan.

Mengenai data progres 35.000 MW dan penundaan 15.200 MW, Iwan masih belum merincinya. Namun, Iwan mengungkapkan, hingga saat ini jumlah proyek yang sudah Commercial Operation Date (COD) sebesar 2.600 MW. Jumlah itu berarti baru sekitar 7% dari total target 35.000 MW.

“Kita belum cek final, masih di list, di running lagi. Tahun ini ada lagi yang mau COD, tapi harus cek, saya tidak hafal,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×