kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nusa Konstruksi kantongi proyek Rp 3,7 triliun


Kamis, 20 Desember 2012 / 08:15 WIB
ILUSTRASI. Ada banyak penyebab benjolan di ketiak yang dapat Anda alami.


Reporter: Muhammad Khairul | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) kecipratan untung dari ekonomi Indonesia yang terus tumbuh. Sepanjang tahun ini, perusahaan konstruksi swasta ini mengantongi 43 proyek konstruksi dan infrastruktur.

Jika dihitung, nilai proyeknya mencapai Rp 3,7 triliun. Beberapa proyek tersebut dikerjakan dengan pola kerjasama operasi atau KSO. "Kontrak baru yang diraih tahun ini bahkan melebihi target tahun ini, yakni Rp 1,5 triliun," ungkap Djohan Halim, Corporate Secretary Nusa Konstruksi, kemarin.

Perolehan kontrak baru tahun ini juga jauh melebihi raihan kontrak tahun lalu, yaitu Rp 759 miliar. Dari total kontrak yang didapat tahun ini, sekitar 70% berasal dari perusahaan swasta. Sisanya, proyek-proyek pemerintah.

Dari 43 proyek tersebut, 17 proyek akan diselesaikan tahun ini. Nilai kontrak dari 17 proyek tersebut Rp 2,4 triliun. Sementara 26 proyek lainnya dengan nilai sekitar Rp 1,3 triliun akan menjadi carry over untuk tahun depan.

Proyek-proyek yang akan diselesaikan tahun ini di antaranya Botanical Residence (Jakarta) senilai Rp 417,2 miliar, Hotel Kempinski (Bali) senilai Rp 305 miliar, proyek Martabe Gold Mining di Sumatera Utara Rp 181 miliar, dan Bandar Lampung Bypass B sebesar Rp 97,26 miliar.

Kontrak baru yang diperoleh DGIK memiliki periode pengerjaan 1,5-2 tahun. "Ini membuka ruang bagi pertumbuhan berkelanjutan pada perusahaan," ujar Djohan.

Sekadar gambaran, hingga kuartal III-2012, perusahaan yang dulu bernama Duta Graha Indah ini membukukan penghasilan usaha Rp 838,7 miliar, atau naik 4% dari periode sama tahun lalu.

Diversifikasi usaha

Selain kontrak bawaan dari tahun ini, Nusa Konstruksi juga membidik kontrak baru pada 2013. DGIK menargetkan, perolehan kontrak baru meningkat 10%-20% dibanding tahun ini, menjadi Rp 1,65 triliun hingga Rp 1,8 triliun.  Dengan target perolehan kontrak itu, Nusa Konstruksi optimistis bisa meraih kenaikan penghasilan usaha sebesar 5%-10% pada tahun depan.

Sayang, Djohan belum mau membocorkan proyek yang sedang diincar DGIK. "Yang jelas, fokus kami ke proyek besar. Jadi, walau mungkin secara jumlah lebih sedikit dari tahun ini tapi secara nilai lebih besar," ungkapnya.

Ke depan, perusahaan ini akan lebih mendiversifikasi usaha. Menurut Djohan, pihaknya akan memperluas proyek ke sektor pertambangan, energi, dan real estate.

Sejak berdiri tahun 1982, Nusa Konstruksi lebih banyak menawarkan jasa konstruksi gedung dan pekerjaan sipil, seperti jalan, waduk, irigasi, rel kereta api, dan pelabuhan. Diversifikasi usaha akan dilakukan melalui anak usahanya, Duta Graha Arabia (DGA).

Anak usaha yang berlokasi di Saudi Arabia ini bergerak di bidang konstruksi. "Kami akan terus berekspansi di Arab, karena potensi pasarnya menarik," papar Djohan.

Selain itu, Nusa Konstruksi juga merambah jasa konstruksi di sektor energi melalui anak usahanya, PT Inti Duta Energi (IDE). Perusahaan ini akan mengerjakan proyek pembangkit listrik mini hidro melalui dua skema pengembangan, yaitu independent power producers (IPP), dan engineering, procurement, and construction (EPC).

Kini, ada dua proyek EPC pembangkit listrik di Sumatera Utara dan Jawa Barat yang digarap IDE. "Kapasitasnya 3-5 megawatt (MW)," ungkap Djohan. Nilai investasinya Rp 60 miliar-Rp 100 miliar.

Sedangkan proyek IPP di Sumatera Selatan berkapasitas 3-7 MW dengan investasi US$ 1,5 juta per MW. Proyek-proyek itu akan dimulai tahun depan dengan masa pengerjaan 1,5 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×