kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasi pasar, Bulog gelotorkan 100 ton beras ke Pasar Cipinang


Kamis, 22 November 2018 / 14:18 WIB
Operasi pasar, Bulog gelotorkan 100 ton beras ke Pasar Cipinang
ILUSTRASI. Arief Prasetyo Adi (kiri), Dirut Food Station Tjipinang Jaya


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menggelontorkan 100 ton beras pengadaan luar negeri Bulog ke Pasar Induk Beras Cipinang untuk kendalikan harga dan pasokan. Targetnya harga beras di Cipinang menjadi Rp 8.500 per kg dan di lokasi turunan menjadi Rp 9.000 per kg. Rencananya setiap hari akan dikeluarkan beras sebanyak 2.000 ton untuk mencapai kestabilan harga.

Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya menyatakan langkah ini harus dilakukan karena harga beras medium di Cipinang telah mencapai Rp 9.225 per kg yang mana sudah diketahui harga acuan pemerintah di Rp 9.450 per kg. Maka untuk tahap pertama, operasi pasar akan dilakukan bertahap mencapai pengeluaran 2.000 ton per hari.

"Akan ada 2.000 ton tambahan. Kemudian minggu depan jika verifikasi semua sudah selesai, kami akan mulai di 5.000-6.000 ton satu minggu," katanya, Kamis (22/11).

Arief menargetkan stabilisasi ini harus dilakukan setidaknya hingga Maret 2019, kemudian bila diperlukan lagi, maka stok Bulog harus dikeluarkan terus-menerus.

PIBC menjadi lokasi utama operasi pasar karena memiliki pangsa 20% distribusi beras nasional. Tak hanya itu, Cipinang juga terhubung dengan Pasar Jaya yang memiliki jangkauan 44 pasar dan 153 titik.

"Multiplyer effect-nya akan besar, saat Cipinang dan pasar turunan sudah mengalami penurunan harga, maka daerah lain akan mengikuti juga," kata Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin.

Harga beras memang dalam tren meningkat, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tuti Prihastuti mengakui kelangkaan beras medium menjadi salah satu alasan tren harga ini.

Kemudian mengingat konsumsi beras akan naik pada natal dan tahun baru maka operasi ini memang perlu dilakukan sebagai tindakan preventif.

Terkait stok beras, Tri Wahyudi Saleh Direktur Operasional dan Pelayanan Publik mengatakan beras operasi ini berasal dari stok impor pengadaan asal Pakistan. Adapun stok Bulog masih di kisaran 2 juta ton sehingga masih sanggup melakukan stabilisasi stok dan harga ini. "Kita lebih 2 juta ton. Tahun lalu di bawah 1 juta, hari ini sudah stoknya aman," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×