Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) melanjutkan transformasi bisnis dengan memfokuskan kegiatan usahanya pada layanan angkutan laut guna memastikan kegiatan operasional berjalan secara lancar, efektif, dan efisien.
Emiten yang sebelumnya bergerak di industri kayu lapis ini, kini mengalihkan fokus usahanya ke sektor industri pelayaran, seiring dengan perubahan kepemilikan dan strategi bisnis perseroan.
Presiden Direktur Tirta Mahakam Resources, Tham Arvin Setyanto, menyampaikan bahwa hingga periode sembilan bulan pertama tahun ini, perseroan masih menjalankan bidang usaha lama, sehingga belum membukukan pendapatan.
Pendapatan baru mulai tercatat setelah perseroan memasuki fase transformasi bisnis, tepatnya pada bulan Oktober yakni sebesar Rp 2,54 miliar.
Baca Juga: Rencana Kemitraan Tambang Ilegal Rentan Celah Hukum dan Risiko Lingkungan
“Transformasi ke bisnis jasa pelayaran mulai dilakukan pada kuartal IV, dan pada Oktober perseroan sudah mulai membukukan pendapatan,” ungkap Tham, dalam Paparan Publik Virtual, pada Rabu (17/12/2025).
Manajemen TIRT melihat prospek bisnis pelayaran tetap menjanjikan, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan global.
Sebagai bagian dari transformasi, Perseroan melakukan penguatan struktur operasional dan tata kelola perusahaan melalui optimalisasi aset, peningkatan efisiensi, serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam setiap pengambilan keputusan bisnis, guna menjaga kinerja yang berkelanjutan.
Saat ini, seluruh armada Perseroan yang berjumlah 20 kapal beroperasi penuh (fully occupied) dengan fokus pada pemenuhan kontrak berjalan dengan wilayah operasional di Kendawangan, Kalimantan Barat, dan Berau, Kalimantan Timur.
Dia menambahkan, Perseroan saat ini masih menghadapi defisiensi modal yang cukup besar, sehingga langkah perbaikan kondisi keuangan akan dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
“Perseroan memandang bisnis angkutan laut dapat memberikan pendapatan yang berkesinambungan. Fokus operasional saat ini diarahkan pada pemenuhan kontrak yang telah diperoleh dengan mengoptimalkan utilitas armada yang dimiliki,” sebut Tham.
Selain ekspansi organik, perseroan juga membuka peluang penguatan likuiditas melalui divestasi aset lama. Langkah ini diharapkan dapat mendukung kebutuhan pendanaan selama masa transisi bisnis.
Meski masih berada dalam tahap awal transformasi, manajemen menegaskan bahwa fokus utama perseroan saat ini adalah memastikan proses peralihan bisnis berjalan stabil dan berkelanjutan.
Baca Juga: Denso Manufacturing Lepas Ekspor Komponen Otomotif Elektrik Senilai US$ 26,4 Juta
Selanjutnya: Kredit Perbankan Tumbuh 7,74% per November 2025
Menarik Dibaca: Belajar Parenting Zaman Sekarang, Ini Pendekatan Sampoerna Academy untuk Orang Tua
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













