Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) resmi memasuki babak baru usahanya. Setelah puluhan tahun berkecimpung di industri kayu lapis, emiten ini mengalihkan fokus bisnis ke sektor angkutan laut dalam negeri. Transformasi strategis ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (25/9/2025).
Direktur PT Tirta Mahakam Resources Tbk Pohan Wijaya Po menuturkan langkah tersebut diambil untuk memperkuat keberlangsungan usaha Perseroan sekaligus menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.
“Transformasi ini menjadi momentum baru bagi TIRT. Prospek industri pelayaran nasional masih menjanjikan seiring meningkatnya kebutuhan angkutan laut, baik komoditas sumber daya alam maupun lainnya, termasuk batubara dan bauksit,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (26/9/2025).
Baca Juga: Mandom Indonesia (TCID) Bakal Diakuisisi Kalon Holdings
Sebagai bagian dari strategi baru, TIRT akan membeli 20 unit kapal tugboat dan barge dengan nilai transaksi mencapai Rp 162 miliar (belum termasuk PPN). Armada tersebut dalam kondisi siap beroperasi sehingga Perseroan dapat langsung memasuki bisnis angkutan laut tanpa jeda panjang.
Untuk mendanai ekspansi ini, TIRT akan mengandalkan fasilitas pinjaman hingga Rp 200 miliar dari pemegang saham pengendali, PT Harita Jayaraya (HJR). Dari jumlah itu, Rp 180 miliar akan digunakan untuk akuisisi kapal, sementara Rp 20 miliar dialokasikan untuk kebutuhan modal kerja.
Persetujuan RUPSLB ini juga didukung kajian kelayakan dari Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) Iskandar dan Rekan. Dalam laporannya, rencana transformasi usaha TIRT dinilai layak secara pasar, teknis, manajemen, maupun finansial.
Seiring dengan perubahan lini bisnis, Perseroan juga melakukan perombakan manajemen. RUPSLB menyetujui pengangkatan Tham Arvin Setyanto sebagai Presiden Direktur yang akan menjabat hingga RUPS Tahunan 2027.
Pohan menambahkan, dukungan dari Grup Harita yang memiliki pengalaman lebih dari 15 tahun di bidang pelayaran akan menjadi modal penting bagi TIRT untuk bersaing. “Kami berkomitmen untuk segera menjalankan operasional agar kelangsungan usaha Perseroan terjaga sekaligus memberikan manfaat nyata bagi seluruh pemegang saham,” kata dia.
TIRT sebelumnya dikenal sebagai produsen kayu lapis sejak berdiri pada 1981. Namun, Perseroan sempat menghentikan kegiatan usaha di sektor tersebut. Dengan transformasi ini, TIRT menandai langkah strategis untuk memulai kembali operasional melalui sektor pelayaran yang dinilai lebih prospektif.
Baca Juga: Genjot Produksi Kendaraan, Indomobil Sukses (IMAS) Akuisisi Nissan Motor
Selanjutnya: Kinerja Terkoreksi Semester I-2025, Begini ALasan dan Rencana Merdeka Battery (MBMA)
Menarik Dibaca: 15 Makanan dan Minuman yang Sebaiknya Dihindari saat Hamil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News