Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Dewan Pimpinan Daerah Organisasi angkutan darat (Organda) wilayah mengeluhkan soal infrastruktur yang tidak mendukung industri transportasi di Papua. Infrastruktur yang tak mendukung itu membuat harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dibanderol lebih mahal dari daerah lainnya.
Poerbaraya, Ketua Organda wilayah Papua menyatakan, harga jual BBM bersubsidi di sebagian wilayah Papua lebih mahal 7 kali lipat dari harga jual sebenarnya. "Lebih dari 5 kabupaten di Papua, harga BBM-nya mencapai Rp 35.000 per liter,” kata Poerbaraya usai jumpa pers di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (30/4).
Kenaikan harga yang sangat tinggi itu terjadi karena tingginya biaya transportasi. Sebab, kebutuhan BBM untuk beberapa daerah dikirim melalui pesawat. Dalam catatan Poerba, hanya Kota Wamena yang menjual BBM subsidi Rp 4.500 per liter.
Sedangkan daerah di Kabupaten Yahukimo, Puncak Jaya, dan Mambramo Tengah harganya sudah mencapai Rp 35.000 per liter. "Mahal karena mengirim BBM harus menggunakan pesawat. Jadi bagi kami, lebih penting membangun infrastruktur daripada kenaikan harga BBM bersubsidi," tegas Poerbaya.
Meski mengaku tidak masalah dengan kenaikan harga BBM bersubsidi, tetapi Poerba menyatakan tetap sikap Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Organda, yang menolak rencana kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News