kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pabrik Sari Roti di Banjarmasin dan Pekanbaru siap beroperasi akhir tahun ini


Jumat, 31 Juli 2020 / 13:59 WIB
Pabrik Sari Roti di Banjarmasin dan Pekanbaru siap beroperasi akhir tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) menyelesaikan proses pembuatan roti di pabrik Sari Roti, Cikarang, Bekasi, Kamis (6/5/2010). ROTI berencana mengoperasikan pabrik Sari Roti di Banjarmasin dan Pekanbaru pada akhir tahun 2020. KONTAN/Daniel Pr


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi corona (Covid-19) masih mengintai Indonesia, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) tetap melanjutkan ekspansi usaha pada tahun ini.

Selama semester pertama tahun ini, manajemen ROTI telah menggunakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 182 miliar. Jumlah tersebut setara 45,5% dari rencana dana belanja modal tahun 2020.  

Baca Juga: Beban keuangan naik, laba bersih ROTI menyusut 9,86% di semester I 2020

"Dana itu untuk mendukung pengembangan usaha, meningkatkan kapasitas produksi dan memperkuat jaringan distribusi, termasuk pembangunan pabrik baru di Banjarmasin dan Pekanbaru yang ditargetkan untuk operasional pada akhir tahun 2020," ungkap Direktur PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, Arlina Sofia, dalam pernyataan resminya, Kamis (30/7).

Secara umum, dampak pandemi Covid-19 dapat dirasakan pada berbagai industri, termasuk sektor makanan dan minuman. Meski demikian, hingga saat ini tidak berdampak signifikan terhadap kinerja operasional ROTI.

“Kami senantiasa melakukan analisis komprehensif terhadap daya beli, pola konsumsi, pola belanja dan pola aktivitas masyarakat Indonesia agar dapat menentukan strategi yang tepat dalam menangkap prospek pertumbuhan permintaan produk roti yang kuat di Indonesia, serta menghadapi tantangan usaha dan ketidakpastian pandemi Covid-19,” papar Arlina.

Baca Juga: Beban keuangan meningkat, LPKR masih rugi Rp 1,25 triliun di semester I 2020

Seluruh kegiatan Nippon Indosari baik operasional maupun perkantoran, kata dia, dengan tertib menerapkan protokol kesehatan Covid-19 serta mengedepankan standar tinggi kesehatan dan keselamatan kerja seperti memperhatikan jaga jarak fisik, memakai masker pada setiap aktivitas bekerja.

Laba bersih ROTI menurun, baca di halaman berikutnya >>

Selama semester pertama tahun ini, Nippon Indosari mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 1,67 triliun di semester I 2020. Jumlah tersebut tumbuh 5,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,59 triliun.

Pencapaian tersebut didukung penjualan pada kanal tradisional atau general trade (GT) yang tumbuh 30% year-on-year (yoy) menjadi Rp 455 miliar.

Baca Juga: Ada peluang cuan dividen! Catat cum dividen 11 emiten ini untuk pekan depan

Pertumbuhan signifikan kanal tradisional merupakan hasil positif dari penerapan strategi ROTI untuk menangkap potensi pasar, khususnya di area pemukiman dengan memperkuat sebaran 40.000 titik penjualan (point of sales). Nippon Indosari juga meluncurkan Layanan Pesan Antar produk Sari Roti melalui Whatsapp maupun Chatbot.

Sementara itu, kanal modern atau modern trade (MT) tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap penjualan di semester pertama tahun ini dengan membukukan Rp 1,17 triliun dari 35.000 gerai minimarket, supermarket dan hypermarket di seluruh Indonesia.

Namun kinerja bottom line ROTI menurun. Mengutip laporan keuangan semester pertama tahun ini, ROTI meraup laba bersih Rp 91,44 miliar, menurun 9,86% dibandingkan laba di semester pertama tahun lalu senilai Rp 101,45 miliar.

Baca Juga: Nippon Indosari Corpindo (ROTI) siap mengoperasikan dua pabrik baru tahun ini

Salah satu pemicu penurunan laba ROTI adalah biaya keuangan yang meningkat 26,96% (yoy) menjadi Rp 40,88 miliar di semester I 2020. Di saat yang sama, Nippon Indosari juga membukukan beban lainnya Rp 9,76 miliar. Padahal di semester pertama tahun lalu mereka tidak mencatatkan beban lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×