Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Untuk mencapai target tersebut, BOSS telah melakukan penandatanganan perjanjian fasilitas kredit modal kerja sama antara PT Pratama Bersama dan PT Bank Resona Perdania senilai US$ 3,5 juta pada pertengahan tahun ini. Tujuannya untuk membantu peningkatan produksi dari tambang batubara BOSS.
“Saat ini BOSS dapat berproduksi rata-rata 75.000 ton per bulan atau naik dari rata-rata produksi tahun lalu yang hanya sekitar 25.000 ton per bulan,” terangnya.
Di sisi lain, musim kemarau berkepanjangan menjadi tantangan bagi BOSS mengingat hal tersebut menyebabkan kekeringan di sejumlah sungai di Indonesia, termasuk di Kalimantan. Untuk mengantisipasi musim kemarau di tahun depan, perusahaan telah menyiapkan transshipment solution (floating conveyor) di Sungai Mahakam yang sudah mulai beroperasi sejak akhir Oktober lalu.
Baca Juga: Sejumlah perusahaan batubara pasang strategi ini hadapi penurunan pendapatan
Hal ini dapat mengurangi dampak dari musim kemarau di kemudian hari, sehingga BOSS dapat melakukan pengiriman batubara dalam jumlah yang lebih besar. “Ditargetkan mulai Desember 2019, BOSS sudah bisa melakukan pengiriman dengan supramax size vessel sekitar 50.000 ton,” ungkap Widodo.
Dia juga yakin tren penurunan harga batubara tidak terus-terusan mengganggu kinerja BOSS di sisa tahun ini. Sebab, biar bagaimanapun permintaan terhadap batubara berkalori tinggi hasil produksi BOSS masih berpotensi meningkat di masa mendatang.
Widodo pun menyebut, sebagian besar batubara BOSS sudah dipesan sampai tahun 2020 oleh Glencore International AG, Itochu Corporation, China Coal Solution, hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News