Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
Walau tidak menyebutkan angka pasti, Febriany memastikan jumlah pesawat grounded mencapai puluhan unit, dengan proporsi terbesar berasal dari armada Citilink.
Selain perbaikan armada, Garuda juga mulai melakukan transformasi model bisnis dan operasional, termasuk evaluasi rute penerbangan. Menurut Febriany, Garuda harus fokus pada rute yang memberikan keuntungan, mengingat margin industri penerbangan global sangat tipis.
“Mengutip data IATA, profitabilitas maskapai hanya sekitar US$ 2 – US$ 7 per kursi. Jadi setiap rupiah sangat berarti. Setelah RTS, prioritas berikutnya adalah memastikan pesawat terbang di rute yang profitable,” katanya.
Pendanaan sebesar Rp 23,67 triliun yang dikucurkan Danantara kepada Garuda Indonesia merupakan kombinasi dari dua sumber.
Baca Juga: Obligasi Tetap Jadi Pertimbangan Bank Dalam Menghimpun Pendanaan pada Tahun Depan
Pertama, setoran modal tunai senilai Rp 17,02 triliun yang langsung memperkuat struktur permodalan perusahaan.
Kedua, konversi utang pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun yang sebelumnya diberikan melalui skema shareholder loan.
Kombinasi keduanya menjadi bagian penting dari paket restrukturisasi lanjutan untuk mempercepat pemulihan operasional dan keuangan Garuda.
Paket ini disahkan dalam RUPSLB Garuda Indonesia pada 12 November dan menjadi bagian dari program restrukturisasi tahap lanjutan untuk mengembalikan kinerja keuangan dan operasional maskapai pelat merah tersebut.
Febriany menegaskan bahwa percepatan perawatan armada harus dilakukan segera, bukan hanya untuk mengejar RTS, tetapi juga agar aset pesawat tidak semakin menurun nilainya.
Baca Juga: Meski Permintaan Melonjak, Kuota Impor BBM Swasta Mungkin Tidak Berubah Tahun Depan
“Kalau ditunda, tahun depan malah takutnya sudah tidak bisa. Karena bolongnya sudah besar sekali. Jadi sebagian besar dana memang untuk memastikan pesawat bisa memenuhi requirement maintenance dan bisa terbang segera,” ujarnya.
Dengan dukungan Danantara, Garuda Indonesia diharapkan bisa memperkuat kapasitas layanan, memulihkan jaringan rute, serta kembali bersaing di industri penerbangan nasional dan internasional pada 2025–2026.
Selanjutnya: IPhone 17 Dongkrak Penjualan Apple di China, Tumbuh 22% Saat Pasar Smartphone Lesu
Menarik Dibaca: Mapple Finance Menempati Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Ambles
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













