kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.398.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Pacu Perawatan, Danantara Targetkan Semua Pesawat Grounded Garuda Terbang Tahun Depan


Jumat, 14 November 2025 / 14:38 WIB
Pacu Perawatan, Danantara Targetkan Semua Pesawat Grounded Garuda Terbang Tahun Depan
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Djalaluddin, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (8/12/2024). Danantara Indonesia mengucurkan pendanaan jumbo senilai Rp 23,67 triliun untuk mempercepat pemulihan operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk,


Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danantara Indonesia mempercepat program pemulihan operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) setelah resmi mengucurkan pendanaan jumbo senilai Rp 23,67 triliun. 

Dana tersebut akan diprioritaskan untuk mempercepat proses perawatan dan pengembalian seluruh pesawat Garuda Indonesia Group termasuk Citilink yang saat ini masih grounded akibat belum menjalani maintenance.

Managing Director Non-Financial Holding Operasional Danantara, Febriany Eddy, menyampaikan bahwa suntikan modal melalui skema PMTHMETD menjadi komponen penting dalam proses restrukturisasi lanjutan Garuda. 

Baca Juga: Target DME Tahun Depan: Perhapi Usul Pabrik Pengolahan Batubara Terpusat

Mayoritas alokasi dana difokuskan untuk maintenance, repair and overhaul (MRO) agar seluruh pesawat dapat kembali beroperasi secara bertahap mulai tahun depan. 

“Dari angka yang besar yang kita masukkan ke Garuda, sebagian besar adalah untuk maintenance. Garuda saat ini punya banyak pesawat yang grounded karena belum melakukan perawatan yang diperlukan,” ujar Febriany dalam Coffee Morning Danantara, Jumat (14/11/2025).

Sebelumnya, Danantara juga mengucurkan pendanaan awal melalui shareholder loan (SHL) senilai Rp 6,65 triliun. Dengan tambahan modal yang baru ini, total dukungan pendanaan mencapai Rp 30,3 triliun untuk memulihkan kinerja Garuda dan Citilink.

Febriany menjelaskan, kondisi grounded memberikan dampak finansial ganda (double hit). Selain tidak menghasilkan pendapatan karena tidak bisa diterbangkan, maskapai tetap harus membayar fixed cost seperti sewa pesawat.

Baca Juga: Danantara Siapkan Ragam Siasat agar Garuda Indonesia (GIAA) Kembali Sehat

“Setiap hari kita men-delay, semakin besar lubang yang harus ditutup. Pesawat grounded tidak menghasilkan revenue, sementara biaya sewanya tetap berjalan,” tegasnya.

Karena itu, Danantara menetapkan Return to Service (RTS) sebagai prioritas utama. Targetnya, seluruh armada yang saat ini grounded dapat kembali mengudara pada 2025, sebelum kondisi teknis semakin menurun.

“Prioritas pertama itu RTS. Target kita tahun depan semua grounded aircraft, baik Garuda maupun Citilink, bisa terbang kembali. Tentu dilakukan secara bertahap,” kata Febriany.

Walau tidak menyebutkan angka pasti, Febriany memastikan jumlah pesawat grounded mencapai puluhan unit, dengan proporsi terbesar berasal dari armada Citilink.

Selain perbaikan armada, Garuda juga mulai melakukan transformasi model bisnis dan operasional, termasuk evaluasi rute penerbangan. Menurut Febriany, Garuda harus fokus pada rute yang memberikan keuntungan, mengingat margin industri penerbangan global sangat tipis.

“Mengutip data IATA, profitabilitas maskapai hanya sekitar US$ 2 – US$ 7 per kursi. Jadi setiap rupiah sangat berarti. Setelah RTS, prioritas berikutnya adalah memastikan pesawat terbang di rute yang profitable,” katanya.

Pendanaan sebesar Rp 23,67 triliun yang dikucurkan Danantara kepada Garuda Indonesia merupakan kombinasi dari dua sumber.

Baca Juga: Obligasi Tetap Jadi Pertimbangan Bank Dalam Menghimpun Pendanaan pada Tahun Depan

Pertama, setoran modal tunai senilai Rp 17,02 triliun yang langsung memperkuat struktur permodalan perusahaan. 

Kedua, konversi utang pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun yang sebelumnya diberikan melalui skema shareholder loan.

Kombinasi keduanya menjadi bagian penting dari paket restrukturisasi lanjutan untuk mempercepat pemulihan operasional dan keuangan Garuda.

Paket ini disahkan dalam RUPSLB Garuda Indonesia pada 12 November dan menjadi bagian dari program restrukturisasi tahap lanjutan untuk mengembalikan kinerja keuangan dan operasional maskapai pelat merah tersebut.

Febriany menegaskan bahwa percepatan perawatan armada harus dilakukan segera, bukan hanya untuk mengejar RTS, tetapi juga agar aset pesawat tidak semakin menurun nilainya.

Baca Juga: Meski Permintaan Melonjak, Kuota Impor BBM Swasta Mungkin Tidak Berubah Tahun Depan

“Kalau ditunda, tahun depan malah takutnya sudah tidak bisa. Karena bolongnya sudah besar sekali. Jadi sebagian besar dana memang untuk memastikan pesawat bisa memenuhi requirement maintenance dan bisa terbang segera,” ujarnya.

Dengan dukungan Danantara, Garuda Indonesia diharapkan bisa memperkuat kapasitas layanan, memulihkan jaringan rute, serta kembali bersaing di industri penerbangan nasional dan internasional pada 2025–2026.

Selanjutnya: IPhone 17 Dongkrak Penjualan Apple di China, Tumbuh 22% Saat Pasar Smartphone Lesu

Menarik Dibaca: Mapple Finance Menempati Puncak Kripto Top Gainers saat Pasar Ambles

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×