Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen, PT Pan Brothers Tbk (PBRX) optimis kinerja ekspornya tetap perkasa di tengah penguatan rupiah.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah memang cenderung mengalami penguatan belakangan ini. Sebagaimana dilaporkan dalam pemberitaan Kontan.co.id (31/01), nilai tukar rupiah pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atawa Jisdor tercatat di level Rp 13.662 per dolar AS atau menguat sekitar 1,67% dibanding nilai tukar rupiah pada 2 Januari 2020 lalu yang bertengger di level Rp 13.895 per dolar.
Baca Juga: Melihat strategi produsen konsumer seperti UNVR, COCO dan OT Group di 2020
Sementara, penjualan ekspor sendiri memiliki porsi yang dominan dalam penjualan bersih perseroan. Pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu saja misalnya, penjualan ekspor PBRX tercatat sebesar US$ 463,85 juta atau setara dengan 94,03% dari total penjualan.
Penjualan ekspor dilakukan dengan menyasar pasar Asia, Eropa dan Amerika. Adapun brand-brand pakaian yang selama ini biasa melakukan pembelian terhadap produk-produk garmen PBRX di antaranya seperti Uniqlo, The North Face, Adidas, Oakley, Lacoste, Ralph Lauren, dan Columbia.
Kendati demikian, emiten yang juga merupakan anggota indeks Kompas100 ini mengaku sudah mengantisipasi tren pergerakan kurs rupiah.
Baca Juga: Rupiah di pasar spot menguat tipis ke Rp 13.655 pada akhir perdagangan hari ini
Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk, Iswar Deni mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan kinerja perseroan dibuat berdasarkan asumsi nilai tukar rupiah pada rentang Rp 13.000 - Rp 14.000 per dolar AS. “Jadi dampaknya tidak terlalu signifikan,” kata Iswar ketika dihubungi oleh Kontan.co.id (31/01).
Dengan adanya tindakan antisipasi ini, perseroan optimis bisa membukukan pertumbuhan penjualan bersih sebesar 10%-15% dibanding tahun lalu pada tahun ini sebagaimana yang sudah ditargetkan sebelumnya.
Level pertumbuhan penjualan tersebut sama dengan target penjualan perseroan di tahun 2019. Tahun lalu, perseroan juga menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10%-15% dibanding realisasi 2018 yang sebesar US$ 611,4 juta.
Baca Juga: Sokong capex Rp 80 triliun tahun ini, PLN terbitkan obligasi dan sukuk ijarah
Dengan begitu, perusahaan ini menargetkan pendapatannya pada 2019 bisa mencapai US$ 672,54 juta-US$ 703,11 juta.
Adapun sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu, PBRX mencatatkan penjualan sebesar US$ 491,86 juta atau naik sekitar 10,02% bila dibandingkan dengan penjualan pada periode sama tahun 2018 yang sebesar US$ 447,05 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News