kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Pandemi covid-19 berpotensi menggerus bisnis tekstil dan garmen


Senin, 30 Maret 2020 / 17:22 WIB
Pandemi covid-19 berpotensi menggerus bisnis tekstil dan garmen
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi kaos di industri konveksi rumahan di Lesanpuro, Malang, Jawa Timur, Selasa (17/9/2019).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri tekstil dan garmen tak berharap muluk-muluk terhadap pertumbuhan bisnis tahun ini. Pandemi covid-19 harus membuat para produsen bertahan di tengah ketidakpastian pasar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Dari sisi investasi, Rizal Rakhman, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) memastikan bakal ada penundaan.

Baca Juga: Pemkot Jaksel semprot disinfektan di Jalan protokol pakai pesawat tanpa awak

"Pasca imlek dan saat pengumuman wabah ini saya belum melihat ada investasi baru," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Berkaca pada tahun lalu di semester pertama, menurut Rizal sektor industri seperti garmen masih diramaikan dengan ekspansi pabrik pakaian baru. Namun untuk kondisi sekarang pengusaha cenderung bertahan hingga situasi ekonomi stabil kembali.

Pemberlakuan social distancing di tengah masyarakat turut menggerus pasar dan permintaan pakaian. Bahkan untuk pasar ekspor, kata Rizal, ada yang cancel pembelian atau delaying order.

Baca Juga: Akhirnya, pusat grosir tekstil terbesar di Asia Tenggara ini ditutup karena corona...

Khususnya negara-negara di Eropa yang memberlakukan lockdown. Adapun dari segi produksi Rizal mengakui pasti ada penurunan, meski ia belum dapat merincikan besarannya.

Ancaman 'perumahan' karyawan, dapat saja terjadi jika kondisi semakin parah.

Namun API memastikan opsi tersebut ialah pilihan terakhir dilakukan jika pasar semakin anjlok, sedangkan sampai sekarang asosiasi menegaskan industri belum ada yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Baca Juga: Bakal gelar demo, buruh tuntut pengusaha bayar gaji dan THR penuh

Di tengah melemahnya produksi tekstil nasional, industri di China mulai recovery. Rizal bilang, jika industri di dalam negeri tak segera disokong lewat safeguard dan relaksasi perpajakan, maka akan sangat sulit menyaingi gempuran impor dari luar ketika konsumsi dalam negeri mulai bertumbuh usai pandemi berakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×