kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi, entitas usaha Trisula Corporation kompak menyasar segmen kesehatan


Kamis, 12 November 2020 / 18:09 WIB
Pandemi, entitas usaha Trisula Corporation kompak menyasar segmen kesehatan
ILUSTRASI. PT Trisula Textile Industries Tbk (TTI) produsen tekstil yang merupakan salah satu usaha grup Trisula Corporation


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID. JAKARTA. Trisula Corporation, melalui entitas perusahaan publiknya yakni PT Trisula International Tbk (TRIS) dan PT Chitose Internasional Tbk (CINT) kompak menggarap ceruk pasar kesehatan di masa pandemi Covid-19.

TRIS bersama dengan PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) yang bergerak di sektor garmen melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi masker non-medis, hazmat, dan kain sehat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di tengah pandemi. Sedangkan CINT memproduksi ranjang khusus rumah sakit (Nursing Bed).

Direktur Utama TRIS, Santoso Widjojo menjelaskan strategi perusahaan saat ini adalah meningkatkan fleksibilitas produksi dalam menciptakan produk-produk sesuai dengan kebutuhan pasar.

Baca Juga: BELL raih sertifikasi sistem manajemen lingkungan bertaraf internasional

"Salah satunya adalah diversifikasi produk dengan memasarkan Alat Pelindung Diri (APD) berupa baju hazmat, masker non-medis, medical garment, dan protective-wear," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/11).

Santoso mengungkapkan TRIS sudah mengeskpor masker non-medisnya ke sejumlah negara yaitu Australia, Eropa, UK, dan Singapura. Perusahaan yang pendapatannya didominasi ekspor ini menegaskan terus mengembangkan pasar ekspor baik dengan pelanggan yang sudah ada maupun mencari market baru sesuai dengan produk yang dibutuhkan. 

"Realisasi dan proyeksi penjualan sendiri masih sedang kami kalkulasikan dengan melihat potensi yang ada untuk pasar ekspor," kata Santoso.

Adapun melalui anak usahanya, yaitu PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL), TRIS juga terus meningkatkan upayanya untuk memproduksi baju  hazmat medis yang telah memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta memiliki sertifikasi di dalam dan luar negeri.

Dihubungi terpisah, Direktur BELL, R Nurwulan Kusumawati mengatakan strategi BELL ialah terus berinovasi membuat produk yang dibutuhkan pasar melalui diversifikasi produk sembari terus memperluas marketplace perusahaan.

"Sebagai contoh saat ini BELL membuat Kain Sehat yang dapat digunakan untuk berbagai jenis pakaian, saat ini Kain Sehat BELL sudah digunakan oleh beberapa desainer dan perusahaan garmen untuk  dibuat menjadi berbagai jenis pakaian, mulai dari windbreaker jacket, outer, rompi, dan sebagainya," kata Nurwulan.

Nurwulan bilang produk kain sehat mendapatkan respon yang baik sehingga diiharapkan bisa memberikan kontribusi yang positif bagi BELL dalam menghadapi tantangan di masa Pandemi Covid-19 ini.

Baca Juga: Adaptasi pasar, Trisula International (TRIS) lakukan diversifikasi bisnis

Adapun BELL juga sudah memproduksi jaket lipat dari Kain Sehat ini dengan brand JOBB. Nurwulan mengatakan ke depannya perusahaan terus mengoptimalkan pasar lokal maupun ekspor, baik untuk produk tekstil, ritel, dan seragam.

Entitas perusahaan Trisula Corporation lainnya, Chitose Internasional yang memproduksi furnitur ikut memeriahkan penjualan produk yang dibutuhkan di masa pandemi yaitu tempat tidur rumah sakit (nursing bed).

Sebelumnya pada April 2020 di saat pandemi sedang ganas-ganasnya di Indonesia, Chitose menyumbangkan hospital bed sebanyak 500 unit dengan matras khusus C-PRO sebanyak 100 unit ke rumah sakit kecil di Indonesia. Setiap rumah sakit terpilih akan menerima maksimal 10 unit hospital bed (termasuk matras khusus C-PRO) per rumah sakit.

Sekretaris Perusahaan CINT, Helina Widayani mengatakan efek dari aktivitas menyumbang itu cukup signifikan karena produk hospital bed CINT jadi lebih dikenal.

Meskipun awalnya CINT optimistis dapat meraih penjualan Rp 10 miliar dari segmen kesehatan, di kuartal III 2020 ini Chitose baru mengantongi penjualan Rp 6 miliar.

"Dengan melihat kondisi saat ini dan estimasi closing, kelihatannya CINT belum bisa mencapai di Rp 10 miliar," kata Helina.

Namun, Helina menegaskan CINT masih terus mengusahakan beberapa proyek bisa terealisasi di sisa akhir tahun ini sehingga target Rp 10 miliar diusahakan tercapai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×