Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Lockdown karena Covid-19, berdampak terhadap banyak pelanggan ADRO seiring dengan permintaan listrik di negara-negara pelanggan yang melemah. "Selain dampak negatif Covid-19, ketidakpastian kebijakan impor di beberapa negara semakin memberikan tekanan terhadap pasar batubara yang memang sudah tidak seimbang," sebutnya.
Mahardika menyebut, target baru ADRO untuk produksi batubara telah turun sekitar 10% dibandingkan tahun 2019 secara year on year. "Yang terutama didorong oleh penurunan produksi batubara termal," sebutnya.
Baca Juga: Bisnis batubara lesu gerus permintaan amonium nitrat, Ancora (OKAS) cari pasar baru
Sebagai informasi, dari sisi saham dan kapitalisasi pasar, tercatat bahwa harga saham ADRO ditutup pada Rp 995 pada akhir semester I-2020, atau turun 27% dibandingkan akhir Semester I-2019 yang tercatat pada Rp 1.360.
Kapitalisasi pasar ADRO pada akhir semester I 2020 mencapai US$ 2,1 miliar, atau turun 29% dari US$ 3,1 miliar pada akhir semester I 2019. Pada akhir semester I 2020, total pemegang saham publik tercatat 36,17%. Dari pemegang saham publik, 44% merupakan pemegang saham domestik dan sisanya merupakan pemegang saham asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News