Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di tengah pelemahan pasar properti yang masih berlanjut hingga kuartal I 2014, dua pengembang kakap ini justru mampu mencetak laba senilai ratusan miliar rupiah. PT Pakuwon Jati Tbk dan PT intiland Development Tbk masing-masing membukukan laba bersih Rp 389 miliar dan Rp 121,52 miliar.
Direktur Hubungan Investor PT Pakuwon Jati Tbk., Irene Tedja, mengatakan, laba perseroan tumbuh 26% lebih tinggi ketimbang kuartal I 2013 sebesar Rp 309 miliar. Sedangkan pendapatan melonjak 15% menjadi Rp 825 miliar.
"Komposisi pendapatan Perseroan pada tiga bulan pertama tahun ini terbagi atas 48% pendapatan berkelanjutan (recurring revenue) dan 52% pendapatan pengembangan (development revenue)," ujar Irene kepada Kompas.com, Rabu (30/4).
Pakuwon mampu mendulang pendapatan berkelanjutan selama triwulan I tahun ini sebesar Rp 394 miliar, atau melonjak meningkat 22% dari periode yang sama yang menembus angka Rp 324 miliar. Kontribusi terbesar berasal pendapatan persewaan berasal dari pusat perbelanjaan dan kantor Kota Kasablanka, selain juga peningkatan pendapatan dari pusat perbelanjaan dan kantor Gandaria City dan Tunjungan City.
"Sedangkan peningkatan development revenue sebagian besar berasal dari pengakuan pendapatan atas penjualan apartemen Educity dan penjualan unit-unit landed residential di Pakuwon City, Surabaya Timur. Ke depan recurring revenue kami akan terus tumbuh dari properti investasi eksisting maupun perluasan dua mal, gedung perkantoran yang disewakan dan hotel yang berada di Jakarta dan Surabaya," papar Irene.
Sementara laba bersih Intiland tumbuh 51,82% dari kuartal I 2013 sebesar Rp 80,04 miliar. Peningkatan laba perseroan dipicu kenaikan pendapatan usaha.
Direktur Investasi dan Pengelolaan Modal Intiland, Archied Noto Pradono mengungkapkan meski kondisi makro ekonomi dan industri properti nasional masih berada dalam tekanan semenjak pertengahan 2013, namun tak menghalangi Intiland meraup untung.
"Penjualan marketing tiga bulan pertama saja sudah menembus angka Rp 631,77 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari South Quarter, 1Park Avenue, Aeropolis, dan Ngoro Industrial Park. Targetnya, tahun ini marketing sales sebesar Rp 2,8 triliun atau naik 10% dari tahun lalu sebesar Rp 2,53 triliun," papar Archied.
Adapun pendapatan perseroan yang mampu dibukukan selama triwulan I sebesar Rp 452,60 miliar. Lebih tinggi 8 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Pengembangan properti multifungsi dan high rise menjadi penyumbang terbesar dengan angka Rp 247,04 miliar atau 54,58% dari seluruh pendapatan. Disusul pengembangan kawasan industri dengan nilai Rp 137,52 miliar atau 30,38%.
“Melonjaknya pendapatan dari segmen mixed-use dan high-rise terutama karena adanya pengakuan pendapatan dari proyek 1Park Avenue dan South Quarter,” jelas Archied. Sedangkan kawasan perumahan memberikan andil sebesar Rp 48,63 miliar atau 10,74%. Jaringan hotel Intiwhiz berhasil membukukan pendapatan Rp 6,52 miliar atau 1,44%. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News