Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menghadapi penurunan animo masyarakat terhadap motor listrik di dalam negeri, Polytron mulai membidik pasar ekspor sebagai strategi ekspansi baru.
Perusahaan teknologi asal Indonesia ini tengah menjajaki peluang untuk memasarkan motor listriknya ke sejumlah negara di Asia Tenggara dan kawasan lainnya.
"Beberapa leads yang kita cari lagi kita kembangkan untuk bisa ekspor. Negara-negara yang sedang kami bidik di antaranya Vietnam, Thailand dan Maladewa. Dari semua itu, Vietnam terlihat paling potensial karena merupakan pasar motor terbesar kedua di dunia," ujar Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, saat ditemui di Jakarta, Selasa (6/5).
Langkah ini diambil menyusul anjloknya penjualan motor listrik Polytron sebesar 50% pada kuartal I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-to-date). Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya minat masyarakat di tengah ketidakpastian kelanjutan subsidi kendaraan listrik dari pemerintah.
"Produksi motor listrik kami masih berjalan normal. Tapi karena belum ada kejelasan soal insentif, banyak konsumen yang menunda pembelian. Mereka khawatir jika beli sekarang, lalu bulan depan subsidi diumumkan, akan rugi," jelas Tekno.
Baca Juga: Penjualan Motor Listrik Polytron Anjlok 50% pada Kuartal I-2025, Apa Penyebabnya?
Polytron kini memfokuskan langkah ke pasar luar negeri sebagai alternatif pertumbuhan. Vietnam menjadi target utama karena tingginya volume pengguna sepeda motor dan meningkatnya perhatian terhadap kendaraan ramah lingkungan.
"Vietnam sangat potensial. Pasar motor di sana besar, dan tren kendaraan listrik mulai tumbuh. Kami juga melihat Thailand cukup terbuka, termasuk negara kecil seperti Maladewa," tambahnya.
Terkait dinamika global seperti perang dagang AS-Tiongkok maupun kebijakan Presiden AS Donald Trump, Tekno menyebut belum ada dampak langsung terhadap harga motor listrik Polytron. Namun ia mengakui tekanan dari pelemahan nilai tukar rupiah bisa memengaruhi biaya komponen.
"Belum ada rencana menaikkan harga, tapi kalau nilai tukar terus melemah, bisa saja ada penyesuaian nantinya," katanya.
Meski awal tahun menghadirkan tantangan, Polytron tetap optimistis menghadapi kuartal II-2025, terutama dengan harapan akan kepastian insentif dari pemerintah serta penguatan pasar ekspor.
"Kami tetap harus optimis. Ekonomi Indonesia ini sangat bergantung pada konsumsi dalam negeri. Jadi semua pihak harus ikut menyuarakan semangat positif agar roda ekonomi tetap bergerak," pungkas Tekno.
Baca Juga: Polytron Luncurkan Mobil Listrik Pertama Buatan Indonesia, Harga Mulai Rp 299 Juta
Selanjutnya: Erablue Resmikan Toko ke-100, Dubes Vietnam Soroti Peran Dunia Usaha dalam Kemitraan
Menarik Dibaca: Alibaba Tetapkan Standar Baru AI Lewat Peluncuran Qwen3
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News