kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

Penjualan Motor Listrik Polytron Anjlok 50% pada Kuartal I-2025, Apa Penyebabnya?


Selasa, 06 Mei 2025 / 18:44 WIB
Penjualan Motor Listrik Polytron Anjlok 50% pada Kuartal I-2025, Apa Penyebabnya?
ILUSTRASI. \pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/22/04/2024. Polytron mencatat penurunan penjualan motor listrik hingga 50% pada kuartal I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Polytron mencatat penurunan penjualan motor listrik hingga 50% pada kuartal I-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini mencerminkan menurunnya minat masyarakat terhadap kendaraan listrik roda dua di tengah ketidakpastian kebijakan insentif dari pemerintah.

"Secara year-to-date, penjualan motor listrik kami turun sekitar 50 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu. Produksi masih berjalan normal, tapi memang animo masyarakatnya yang agak menurun," ujar Tekno Wibowo Commercial Director Polytron saat ditemui di Jakarta, Selasa (6/5).

Tekno menyebut, salah satu penyebab utama penurunan minat adalah ketidakjelasan kelanjutan subsidi pemerintah untuk kendaraan listrik. Hal ini menyebabkan konsumen memilih menunda pembelian, berharap kebijakan insentif bisa diumumkan dengan lebih pasti.

Baca Juga: Transaksi Tembus Rp 912 Miliar, PEVS 2025 Tutup Hari ke-5 dengan Capaian Positif

"Banyak konsumen berpikir, kalau beli sekarang lalu bulan depan ada subsidi, mereka rugi. Jadi mereka tunda dulu. Buat kami, seharusnya pemerintah memberikan kejelasan—ada atau tidak, agar kami bisa menyusun rencana dengan lebih jelas," imbuhnya.

Terkait kondisi global dan kebijakan dagang internasional seperti efek dari perang dagang AS-Tiongkok atau kebijakan Presiden AS Donald Trump, Tekno menilai dampaknya belum sampai memicu kenaikan harga motor listrik. 

Namun ia mengakui adanya tekanan dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang dapat berpengaruh terhadap biaya komponen impor.

"Yang terasa saat ini sebenarnya adalah nilai tukar. Kalau rupiah melemah, tentu ada potensi penyesuaian harga ke depan, tapi saat ini belum ada rencana menaikkan harga motor," jelasnya.

Meski menghadapi tekanan pada awal tahun, Polytron tetap optimistis menghadapi kuartal II-2025. Harapan terbesar datang dari kemungkinan kejelasan insentif dan dorongan konsumsi dalam negeri.

"Kita harus tetap optimistis. Konsumsi domestik jadi kunci ekonomi Indonesia. Kalau semua pesimis, nanti benar-benar lesu. Jadi semua pihak, termasuk kami, pelaku usaha dan media, perlu ikut membangun semangat positif agar ekonomi bergerak," pungkas Tekno.

Baca Juga: Industri Motor Listrik Minta Kepastian Insentif dari Pemerintah

Selanjutnya: Target Harga Saham Antam (ANTM) Dikerek, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: 4 Varian Micellar Water Wardah Sesuai Jenis Kulit untuk Hapus Makeup dan Kotoran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×