kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar rokok elektrik makin mengepul, siap mengasapi rokok kretek


Kamis, 11 Juli 2019 / 11:55 WIB
Pasar rokok elektrik makin mengepul, siap mengasapi rokok kretek


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlahan, rokok elektrik mulai mendapatkan pasar di Indonesia. Para produsen rokok elektrik pun satu per satu masuk. Paling baru salah satu produsen rokok elektrik global, Juul Labs, resmi masuk ke Indonesia dengan meluncurkan perangkat Juul dan Juulpods di Indonesia.

Melalui kemitraan eksklusif bersama PT Jagad Utama Lestari (PT JUL), anak perusahaan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), produk Juul kini tersedia untuk perokok dewasa di Indonesia.

James Monsees, Pendiri dan Chief Product Officer Juul Labs mengatakan, misi global perusahaan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup satu miliar perokok dewasa di dunia. Perusahaan telah melihat sejumlah kesuksesan dalam mencapai misi tersebut di negara di mana mereka beroperasi.

"Di AS, kami melihat perokok mulai menggunakan Juul sebagai alternatif rokok konvensional. Kami berharap dengan hadirnya Juul di Indonesia, perokok dewasa di negara ini juga memiliki alternatif yang sama,” kata James, Rabu (10/7).

James menyebut Juul tidak ada keinginan bersaing dengan merk rokok elektrik milik Phillip Morris maupun British American Tobacco (BAT).

"Tingkat kesuksesan orang berpindah dari perokok biasa menjadi tidak, itu sangat rendah. Oleh karena itu kami menjembataninya lewat produk kami," jelasnya.

Hal ini sejalan dengan fakta bahwa ada 67 juta perokok dewasa di Indonesia atau sekitar 39% dari jumlah populasi dewasa di Indonesia. Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok dewasa ketiga terbesar di dunia.

Perangkat Juul sendiri tersedia dalam dua warna, slate dan silver. Juulpods tersedia dalam kemasan berisi dua kartrid dengan pilihan kadar nikotin 3% dan 5%, serta tersedia dalam empat varian yaitu Tembakau Virginia, Mint, Mangga, dan Vanila, untuk memenuhi kebutuhan nikotin yang berbeda dari perokok dewasa.

Kios Juul saat ini berada di Pacific Place (Jakarta) dan Beachwalk Shopping Centre (Bali). Dalam waktu dekat, akan hadir dua toko di Cilandak Town Square dan Plaza Indonesia.

Produk Juul juga akan tersedia di beberapa toko serba-ada seperti Alfamart, Minimart, Shell Select, dan Pepito. Selain toko serba-ada, JUUL juga akan tersedia di beberapa toko vape, dan gerai F&B di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.

Kent Sarosa, Country General Manager Juul Labs Indonesia mengatakan saat ini perangkat Juul dibanderol sebesar Rp 450.000. Sedangkan untuk Juulpods harganya mencapai Rp 60.000 sampai Rp 100.000. "Kami rencanakan untuk menggandeng 1.000 lebih jaringan Erajaya untuk juga menjual produk Juul," jelasnya.

Director of Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada Tbk, Djatmiko Wardoyo mengatakan, Anak usaha Erajaya, PT Jagad Utama Lestari (JUL) akan mulai terlibat dalam pengembangan jaringan distribusi.

Menurutnya jaringan Vape Store, hotel, restoran dan juga cafe sasarannya. "Convenience store seperti Alfamart dan Indomaret juga akan masuk," kata Djatmiko kepada KONTAN, Rabu (10/7).

Sayangnya kontribusi Juul ke Erajaya masih belum mau dibeberkan. Hanya saja, produk ini jadi portfolio baru yang pastinya akan menambah pundi-pundi kinerja Erajaya. Tak hanya menjual nantinya PT JUL akan melayani jaringan layanan purna jual (after sales) bagi produk impor tersebut.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto menjelaskan hal positif dari penyebaran Juul akan membuat pasar e-ciggarete yang semakin luas.. Selain itu akan semakin banyak orang yang bisa mengetahui manfaat nya vape.

Menurutnya industri tembakau dalam negeri tidak akan mati. Hal ini karena Asosiasi yang membawahi 1.000 anggota ini telah mengajak petani lokal untuk ikut mengembangkan vape tersebut. "Karena kita masih membutuhkan tembakau lokal untuk bahan baku nikotin," kata Aryo kepada KONTAN, Rabu (10/7).

Aryo menjelaskan kemungkinan yang akan terganggu dalam bisnis ini adalah perusahaan rokok besar. "Seharusnya perusahaan rokok lokal ikut serta dengan perkembangan jaman ini karena perusahaan rokok internasional sudah menjalani itu," tambahnya.

Untuk industri rokok elektrik merk lokal saat ini menurutnya belum bisa kuat melawan produk yang didukung oleh dana besar seperti Juul tersebut. Hanya saja, saat ini Aryo mengklaim sudah banyak venture capital yang melirik beriventasi ke perusahaan vape lokal.

"Contohnya brand UPODS sudah diminta beberapa venture capital lokal dan internasional untuk bisa kerjasama dan menanamkan modal di brand UPODS tersebut," jelas Aryo.

Untuk regulasi Aryo belum banyak memberikan keterangan. Namun dia mengaku dalam waktu Jumat ini akan ada pertemuan dengan Kementerian Perindustrian untuk membahas industri rokok elektrik tersebut.

Aryo pernah menjelaskan bahwa dengan kehadiran Juul yang memiliki modal kuat, sejatinya mudah bagi mereka untuk menguasai pasar Indonesia. Di AS, Juul memimpin pasar e-cigarette dengan market share sebesar 75%.

Selain AS, produk Juul sudah merambah sejumlah negara seperti Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Israel dan Rusia. Sedangkan di negara Asia produk Juul juga telah ada di Filipina.

Pada kesempatan terpisah, Nirwala Dwi Heryanto, Direktur Teknis Dan Fasilitas Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengatakan,Bea Cukai terbuka terhadap perkembangan industri baru melalui pengenaan cukai terhadap produk seperti Juul ini.

"Sehingga ke depannya Bea Cukai dapat melakukan pengendalian, pengawasan, dan pemetaan secara konsisten," kata Nirwala dalam keterangan pers, Rabu (10/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×