kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar Tin Chemical dan Tin Solder Domestik Masih Kecil, Timah Industri Genjot Ekspor


Rabu, 22 Desember 2021 / 11:51 WIB
Pasar Tin Chemical dan Tin Solder Domestik Masih Kecil, Timah Industri Genjot Ekspor


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Timah Industri akan memaksimalkan peluang di pasar ekspor. Direktur Utama PT Timah Industri, Ria Wardhani Pawan mengatakan, Timah Industri telah melakukan hilirisasi logam timah dengan membuat produk tin chemical dan tin solder untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor ke Amerika, India, China, Taiwan dan beberapa negara Eropa.

Kegiatan produksi Timah Industri, kata Ria, telah menerapkan standar internasional dan nasional serta standar lainnya seperti FDA untuk Pasar Amerika dan REACH untuk Pasar Eropa. 

"Kebutuhan pasar tin chemical dan tin solder dalam negeri masih sangat kecil," tutur Ria dalam keterangan tertulis.

Saat ini, Timah Industri memiliki 3 pabrik kimia dan 1 pabrik tin solder yaitu Stannic Chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton dengan merek BANKASTANNIC, Dimethyltin Dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton dengan merek BANKASTAB DMT Series, kemudian, Methyltin Stabilizer (MTS) berkapasitas 10.000 ton dengan merek BANKASTAB MT Series, dan tin solder berkapasitas 2.000 ton dengan merek BANKAESA.

Baca Juga: Tarik investor untuk hilirisasi bauksit, tembaga dan timah, ini yang dilakukan BKPM

Ria menerangkan, produk tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif, sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profile, plastik PVC transparan dan lainnya. 

"Hilirisasi logam timah menjadi tin solder dapat meningkatkan value added menjadi sekitar dua kali lipat sedangkan dari logam timah menjadi tin chemical sekitar tiga kali lipat," terang Ria.

Timah Industri merupakan anak usaha PT Timah Tbk (TINS) dengan kepemilikan langsung. Berdasarkan laporan keuangan interim TINS per 30 September 2021, TINS memiliki kepemilikan saham 100% di perusahaan yang sudah beroperasi komersial di tahun 1998 itu.

Direktur Utama PT Timah Tbk, Mochtar Riza Pahlevi mengatakan, TINS sudah  sejak lama melakukan hiliriasi timah dengan mendirikan anak usaha PT Timah Industri pada tahun 1998. Sejak 2010, PT Timah Industri memproduksi tin chemical dan kemudian tin solder di tahun 2015.

“PT Timah sudah melakukan hilirisasi timah sejak dulu dengan mendirikan PT Timah Industri yang concern dalam melakukan hilirisasi timah. Tujuan utamanya  adalah meningkatkan nilai tambah dengan ekspansi pasar khususnya produk turunan timah,” kata Mochtar.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyayangkan  konsumsi dalam negeri terhadap produk hilirisasi timah yang masih rendah. Mamit menilai, seharusnya industri dalam negeri bisa memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri juga.

“Kalau hilirisasi sudah dilakukan, tapi konsumsi dalam negeri masih rendah ini yang perlu perhatian, pemerintah juga harus mendorong untuk industri menggunakan material bahan baku diambil dalam negeri,” kata Mamit.

Pemerintah, kata Mamit, telah berupaya mendorong agar industri bisa menggunakan material bahan baku dari dalam negeri. Hal ini tertuang dalam Kementerian Perindustrian sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian nasional serta  Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2019.

“Kita wajib mencintai produk-produk dalam negeri, karena ini memberikan multiplier efek yang sangat luar biasa. Ketika ada yang di dalam negeri, ya gunakan yang itu,” katanya. 

Ia mengatakan, sudah seharusnya melakukan hilirasi produk termasuk timah, sehingga bisa meningkatkan nilai tambah produk yang dihasilkan.  Apalagi, timah memiliki banyak mineral ikutan berupa logam tanah jarang (LTJ) yang saat ini sedang diburu dunia. Dengan adanya hilirisasi tidak hanya memberikan dampak positif bagi perusahaan tapi juga negara dan masyarakat. 

“Hilirisasi sudah sangat tepat dan memang harus dilakukan, cuma harus dilihat juga sejauh mana kesiapan investasi program hilirisasi, jangan sampai dengan potensi yang ada justru tidak memberikan dampak yang signifikan,” katanya.  

Mamit menilai, hilirisasi yang dilakukan PT Timah Tbk sudah sangat bagus dan harus dioptimalkan sehingga meningkatkan diversifikasi produk sehingga tidak lagi mengeskpor raw material. 

“Ketika PT Timah Tbk berhasil melakukan hilirisasi ini menjadi point penting suatu pencapaian yang harus kita apresiasi, karena hilirisasi memang harus dilakukan,” katanya. 

Sedikit informasi, Pemerintah Indonesia meminta industri pertambangan untuk melakukan hilirisasi industri mineral dan pertambangan. Presiden Jokowi baru-baru ini mengemukakan ke depan Indonesia tidak akan mengeskpor bahan mentah lagi. 

Baca Juga: Dukung hilirisasi, Aneka Gas Industri (AGII) salurkan gas ke proyek smelter TINS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×