Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah siap menerapkan mandatori bahan bakar nabati jenis biodiesel dengan campuran 30% (B30) sebagai upaya untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM) pasca rangkaian uji coba.
Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna mengatakan langkah implementasi B30 juga dapat meningkatkan pemanfaatan di pasar domestik dan emisi gas buang.
"Penyaluran B20 selama ini tidak mengalami masalah, adapun ada kendala hanya kecil sekali. Sekarang kami sedang uji coba untuk pemakaian B30 untuk beberapa merek mobil diesel," ujar Feby dalam acara diskusi di Jakarta, Senin (9/12).
Baca Juga: Program B20 hemat devisa, pemerintah optimis dengan implementasi B30
Feby mengungkapkan, sejumlah upaya dilakukan seperti memastikan kesiapan produsen serta sertifikasi baku mutu dan kualitas produk. Kementerian ESDM sudah menyediakan buku pedoman bagi para penyalur dalam melakukan penanganan terhadap penyaluran dan penyimpanan bahan bakar campuran nabati dan solar ini.
"Spesifik untuk biodiesel seperti standar atau parameter pengolahannya diperketat, agar memberikan produk yang terbaik bagi konsumen," jelas Feby.
Baca Juga: OPEC pangkas produksi, nilai impor minyak Indonesia bisa meningkat
Ia menambahkan, Kementerian ESDM bersama produsen mobil diesel telah melakukan road test sepanjang 50.000 km di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah memakai B30 sejak Mei 2019 hingga November 2019. Kendaraan diesel yang dipakai berbobot di atas 3,5 ton dan di bawah 3,5 ton.
Dari hasil road test tersebut, Feby mengungkapkan dampak penggunaan biodiesel terhadap kinerja mesin untuk kendaraan berkapasitas 3,5 ton diklaim meningkatkan daya kinerja kendaraan.
Sementara itu, tingkat konsumsi bahan bakar sedikit meningkat tetapi mengalami penurunan emisi antara 0,01 gram hingga 0,08 gram. "Semuanya masih di dalam ambang batas yang ditetapkan," kata Feby.
Ia menambahkan, dari hasil road test tersebut, penggantian filter bahan bakar bagi kendaraan baru perlu diganti pada rentang penggunaan 7.500 km hingga 15.000 km. Artinya pergantian filter dilakukan sedikit lebih awal. Sesudahnya semuanya berjalan normal.
Baca Juga: Prospek CPO 2020: Produksi Melambat, Permintaan Sawit Melaju Lebih Kencang
Feby menjelaskan, uji coba B30 berikutnya akan diterapkan untuk bahan bakar kereta api, kapal laut, pembangkit listrik, serta kendaraan angkut pertambangan.
Kementerian ESDM pada tahun 2020 ini sudah menetapkan alokasi B30 untuk didistribusikan oleh Pertamina di 25 titik serah di Jakarta, Medan, Balikpapan, Plaju, Rewelu dan Boyolali. Alokasi pada tahap uji coba sebesar 209.238 kiloliter (KL) dari total alokasi 9,5 juta KL.
"Harga B30 sama dengan solar yang ditetapkan di pasar. Selisih harganya dengan harga internasional MOPS disubsidi oleh pemerintah melalui anggaran Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS)," jelas Feby.
Asal tahu saja, sejak tahun 2018, produksi bahan bakar nabati B20 sudah mencapai 6,2 juta KL, di mana sebesar 4,9 juta KL untuk konsumsi dalam negeri dan sisanya 1,2 juta KL diekspor.
Baca Juga: Ramai-ramai Menadah Berkah Kebijakan Biodiesel B30
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News