Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang merancang mekanisme baru untuk pengadaan bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) swasta.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaiman, menyebut langkah ini bertujuan menjamin kelancaran distribusi BBM sekaligus mencegah terulangnya kelangkaan pasokan yang sempat dialami sejumlah SPBU swasta pada tahun ini.
“Kita akan siapkan suatu mekanisme yang pas. Sehingga nanti ke depannya kita tidak menghadapi kondisi-kondisi seperti sekarang,” ujar Laode di Kantor BPH Migas, Kamis (2/10).
Meski belum membeberkan detailnya, Laode memastikan bahwa badan usaha SPBU swasta telah mengajukan kuota impor BBM untuk 2026. Kuota tersebut diperkirakan lebih besar dibanding tahun ini.
Baca Juga: Kupas Polemik BBM: Batasi Tambahan Impor Selangit Hingga Deadlock Dengan Pertamina
Sebagai informasi, kuota impor 2025 naik 10% dibanding 2024, dengan volume 776.248 kiloliter (KL). Hingga saat ini, realisasi impor BBM oleh badan usaha swasta sudah mencapai lebih dari 98% dari kuota.
Secara rinci, kuota impor Shell pada 2025 mencapai 329.704 KL untuk RON 92, 119.601 KL untuk RON 95, dan 38.674 KL untuk RON 98.
Sementara BP memperoleh kuota 97.107 KL untuk RON 92 dan 11.863 KL untuk RON 95. Adapun Vivo mendapatkan kuota 18.642 KL untuk RON 90, 60.857 KL untuk RON 92, dan 7.302 KL untuk RON 95.
Tonton: Vivo, BP, dan Shell Kompak Batal Beli BBM Pertamina, Ada Apa?
Selanjutnya: Sentimen Asing & Rumor IPO Superbank Dongkrak EMTK, Layak Masuk Sekarang?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News