Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Meski sudah ada kesepakatan antar peternak ayam untuk mengatur pasokan dan permintaan (supply and demand) day old chicken (DOC). Namun sampai minggu ini masih DOC masih over supply.
Alhasil harga ayam tingkat peternak masih di bawah harga pokok produksi (HPP). Sebaliknya harga ayam di tangan konsumen tetap tinggi dua kali lipat. Sekjen GPMT Desianto Budi Utomo mengatakan, ada ketimpangan antara produksi DOC yang tinggi, namun konsumsi cenderung turun di kuartal I.
Ia menyebut setiap minggu ada kelebihan DOC sebesar 15% dari kebutuhannya sekitar 38 juta ekor DOC sampai 39 juta ekor. Dengan begitu pasokan DOC yang tersedia mencapai 45 juta ekor per minggu. Kondisi ini membuat harga jual DOC tertekan hingga Rp 4.500 per ekor. Idealnya HPP DOC sebesar Rp 4.800 per ekor sampai Rp 5.000 per ekor.
Tingginya pasokan DOC membuat membuat harga jual ayam tingkat peternak hanya bergerak di Rp 14.000 per kilogram (kg). Padahal HPP tingkat peternak sebesar RP 17.000 per kg. Sementara harga beli di tingkat konsumen untuk daging ayam mencapai Rp 28.000 per kg sampai Rp 30.000 per kg.
Disparitas harga ini terjadi karena distribusi dan lemahnya infrastruktur. "Ongkos kami untuk memindahkan ayam dari Sukabumi atau Bogor ke Jakarta bertambah Rp 500 per kg. Belum lagi waktu tempuh yang panjang sampai 6 jam hingga 9 jam. Ini merugikan kami," tandas Desianto pada Selasa (5/5).
Desianto memprediksi perbaikan harga DOC akan terjadi akhir bulan ini. Daya beli masyarakat akan naik menjelang datangnya bulan puasa dan mendekati libur sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News