Reporter: Yudo Widiyanto | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pasokan gas nasional tahun ini masih minim. Pelaku usaha masih berhati-hati dalam meningkatkan produksi dan ekspransi. "Industri was-was pasokan semakin tidak jelas," kata Ketua Umum Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) Achmad Safiun, Jumat (7/1).
Achmad Widjaja Sekertaris Jendral Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) bilang, untuk dua tahun mendatang total kebutuhan gas untuk seluruh industri adalah 2,767.32 MMscdf. Angka sebesar itu diperoleh dari kebutuhan gas 17 industri manufaktur sebesar 1,520.74 MMscdf dan 3 industri pupuk dan petrokimia sebesar 1,246.32 MMscdf.
Pada tahun 2010, pemerintah pernah punya komitmen untuk memasok gas khusus industri manufaktur sebesar 801 MMscdf namun hingga akhir tahun 2010 baru terelisasi sebesar 584 MMscdf.
Namun pada tahun 2011 industri mengajukan permohonan sebanyak 801 MMscfd. Sayang hasil pemerintah belum pasti menyaggupi patokanya hanya 538 MMscdf saja."Rendahnya komitmen ini membuat kami sulit melakukan ekspansi, padahal industri bisa tumbuh," tutur Achmad Widjaja.
Artinya dari total kebutuhan tersebut pasokan gas tahun 2010 realisasinya baru 60% dari total kebutuhan. Kekawatiran ini semakin memuncak ketika kontrak gas PGN dan (BP Migas) berakhir akhir tahun 2011. Sehingga belum ada kepastian tentang kelanjutan kontrak dan pasokan gas kepada industri jangka panjang.
Padahal jaminan pasokan gas bagi industri terutama dari PGN dan pemerintah (BP Migas) akan menentukan pertumbuhan industri di 2011. Jika ini tidak terjamin maka imbasnya akan buruk yaitu sampai pada penutupan industri atau bahkan pelarian modal ke luar negeri yang berujung pada penambahan pengangguran.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Iron Steel Association (IISA) Edward Pinem, dampaknya bagi pengusaga adalah dengan mulai mengurangi produksi dan perlahan-lahan beralih menjadi improtir.
Saat ini industri yang memproduksi paku dan kawat kapasitasnya tinggal 30%. "Beberapa pengusaha baja sudah menjadi importir walaupun belum terang-terangan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News