kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan gas seret, pabrik Pupuk Kujang berhenti


Selasa, 11 Juni 2013 / 11:11 WIB
Pasokan gas seret, pabrik Pupuk Kujang berhenti
ILUSTRASI. A stockbroker trader reacts as his family watches him trading during a special 'muhurat' trading session for Diwali, the Hindu festival of lights, at the Bombay Stock Exchange (BSE) in Mumbai, India, November 7, 2018. REUTERS/Francis Mascarenhas


Reporter: Mimi Silvia, Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Pasokan gas dari PT Pertamina EP ke daerah Jawa Barat akan berhenti sementara pada Agustus-September 2013 mendatang. Penghentian pasokan gas ini tentu akan berpengaruh langsung pada lima perusahaan yang selama ini menerima pasokan gas dari anak usaha PT Pertamina itu.

Salah satu perusahaan yang terkena imbasnya dari penghentian pasokan gas Pertamina EP tersebut adalah PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Jawa Barat. Seperti diketahui, sejak 1 Januari 2012, PT Pertamina EP memasok kebutuhan gas pabrik PKC sebanyak 39 juta kaki kubik per hari (mmscfd) sampai tahun 2016. Komitmen pasokan gas itu tertuang dalam kontrak selama lima tahun dengan nilai  sebesar US$ 430,4 juta.

Untuk memasok kebutuhan gas untuk industri pupuk nasional itu, Pertamina EP menyalurkannya dari lapangan gas di Jawa Barat. Mengacu pada kontrak, Pertamina EP  akan menyerahkan gas kepada PT Pupuk Kujang sebanyak 70.200 mmscfd selama lima tahun, mulai 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2016.

Kepala Bagian Humas Pupuk Kujang, Aby Radityo mengungkapkan, beberapa waktu lalu, pihaknya mendapat surat pemberitahuan dari Pertamina EP soal rencana perbaikan pipa yang akan berujung pada pasokan gas ke Pabrik Pupuk Kujang dan beberapa pelanggan lainnya tersendat. "Kemudian, kami berinisiatif untuk menghentikan sementara satu dari dua pabrik yang kami punya. Jadi, yang akan dihentikan sementara selama dua bulan itu adalah pabrik 1A," kata dia kepada KONTAN, Senin (10/6).

Saat ini, kapasitas produksi pabrik 1A mencapai 570.000 ton per bulan atau sebanyak 1,14 juta ton per tahun. Konsumsi gas pabrik 1A mencapai 30 juta kaki kubik atau million metric british thermal unit (mmbtu) sampai 34 mmbtu per ton pupuk (1 mmscfd setara dengan 1.165 mmbtu).

Menurut Aby, perbaikan pipa tersebut bersifat tahunan dan kebetulan jatuh pada bulan Agustus-September. "Kebetulan akan ada masa tanam di Oktober-November nanti. Tentu kebutuhan pupuk akan besar, mudah-mudahan saat produksi penuh, gasnya sudah ada," ungkap dia.

Aby berharap, Pertamina EP bisa menjamin pasokan gas sepanjang masa kontrak yang sudah disepakati. "Kami juga meminta pemerintah supaya memprioritaskan gas untuk pupuk," kata dia.

Pemindahan pipa gas

Humas Pertamina EP, Agus Amperianto membenarkan akan ada perbaikan pipa yang mengalirkan gas ke pabrik PKC dan pelanggan lain. "Pipa gasnya tidak rusak. Kita hanya menjalani pemeliharaan terhadap pipa gas yang ada," ungkapnya menyangkal.

Agus mengungkapkan, untuk perbaikan kali ini, tampaknya Pertamina EP harus melakukan pemindahan (rerouting) pipa gas. Sebab, jika tidak dilakukan pemindahan pipa, justru hal itu bisa menghentikan seluruh pasokan gas ke industri. "Pasokan gas untuk lima industri itu dari lapangan di Jawa Barat sebesar 75 mmscfd. Jika berhenti total pasokan gas tersebut, tentu hal itu akan berefek besar kepada industri hilir. Kerugian bisa mencapai Rp 300 miliar," imbuh dia.

Agus bilang, rencana rerouting pipa ini hanya bentuk antisipasi yang belum tentu menjamin pasokan gas bisa berjalan normal. "Target kami, 75 mmscfd ke Jawa Barat itu tidak berkurang kelima industri yang kami pasok," katanya. Menurutnya, rencana rerouting pipa gas tersebut bakal berlangsung selama 60 hari, dimulai pada 1 Agustus 2013 nanti.        

Boks 

Ada kabar buruk. Selain belum jelasnya pasokan gas di Medan, kini PT Pertamina EP juga akan  menaikkan harga gas ke PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Kenaikan harga gas tersebut disebabkan oleh penyesuaian biaya operasi Pertamina EP.

Manajer Humas Pertamina EP, Agus Amperianto, mengklaim, rencana kenaikan harga itu tetap mengikuti standar harga yang ada. "Standar sekarang harga gas antara  US$ 5-US$ 5,5 per mmscfd," kata Agus. Sebelumnya, harga gas dari Pertamina EP ke PGN sekitar US$ 3,5 per mmscfd.

Seperti diketahui, selama ini, PGN mendapatkan gas dari ladang gas Pangkalan Susu, Sumatera Utara milik Pertamina EP. PGN juag mendapatkan pasokan dari ladang gas Kambuna, Sumatera Selatan yang dioperasikan oleh Pertamina EP bersama Salamander Energy NSL sebanyak 7 mmscfd-8 mmscfd.

Agus menyatakan di beberapa daerah bahkan harga gas yang berasal dari hulu sudah lebih dulu naik. "Giliran Medan tahun ini. Bahkan, ada daerah yang kenaikan harga gasnya dari hulu ke PGN itu sampai US$ 6 per mmscfd," kata Agus.                   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×