kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pataka: Kesejahteraan peternak sapi menurun


Selasa, 19 September 2017 / 18:05 WIB
Pataka: Kesejahteraan peternak sapi menurun


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Pusat Kajian Pertanian Pangan & Advokasi (Pataka) menjelaskan hasil temuan risetnya mengenai Kesejahteraan Peternak Sapi Indonesia dalam Konferensi Pers Tinjauan Kebijakan Peternakan Sapi Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/9).

Riset yang dilakukan oleh pataka ini dilaksanakan di 4 provinsi yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Dengan melibatkan 215 responden, dimana 148 diantaranya merupakan peternak sapi dengan berbagai kriteria.

"Kami membedakan peternak dengan tiga spesifikasi. Pertama adalah peternak breeder atau pembibitan, peternak rearing atau pembesaran, dan peternak feedloter atau penggemukan," ungkap Yeka Fatika, Ketua Pataka.

Dari riset tersebut didapatkan beberapa data yang menunjukkan bahwa harga pembelian untuk sapi baik sapi indukan, sapi pedet, serta sapi bakalan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Untuk sapi indukan betina meningkat sebesar 4,65%, pedet jantan meningkat 8,62% per tahun, pedet betina meningkat sebesar 10,83%, Bakalan Jantan sebesar 3,74% dan bakalan betina sebesar 4,86%.

"Harga pembelian sapi terus meningkat. Khusus indukan betina bila bobotnya semakin besar, maka harganya relatif semakin kecil, namun berbeda dengan pedet betina dan jantan, dimana meski bobotnya kecil, harga per kilo hidupnya lebih tinggi. Ini sering kali tidak dilihat padahal ini merupakan modal pembelian peternak," ujar Yeka.

Yeka pun menambahkan, kalau dilihat dari sisi bobotnya, ada kekhawatiran bahwa bobot yang dibeli peternak terus menurun. Dia bilang bibit sapi yang dipelihara peternak ini dari tahun ke tahun makin kecil, konsekuensinya adalah umur pemeliharaan sapi tersebut menjadi lebih lama.

Peningkatan harga ini ternyata diakibatkan menurunnya jumlah sapi yang dipasok ke pasar terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Dari riset yang dilakukan, jumlah sapi peternak pembibitan menurun sebesar 50%, sapi peternak pembesaran turun 10%, dan sapi peternak penggemukan turun 7,6%.

Di sisi lain, harga pakan baik hijauan dan konsentrat terus meningkat. Ditambah biaya pengobatan dan biaya tenaga kerja yang turut mengalami kenaikan.

Yeka pun menjelaskan dari data yang didapatkan, dapat dilihat bahwa kesejahteraan peternak sapi terus menurun. Berdasarkan data setiap tahunnya, keuntungan yang didapatkan peternak sapi tidak terlalu besar bahkan ada yang mengalami kerugian.

"Bila menghitung seluruh biaya yang ada, maka kesejahteraan petani terus menurun. Untuk peternak pembesaran dan penggemukan mengalami kerugian. Mungkin kalau tidak menghitung tenaga kerja mungkin bisa untung," tutur Yeka. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×