Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Pertamina (persero) berusaha untuk meningkatkan kapasitas kilangnya. Perseroan pun kini tengah mengebut penambahan kapasitas kilang TPPI di Tuban.
Direktur Pengolahan Pertamina Rahmat Hardadi bilang, saat ini kilang TPPI baru memasuki tahapan start up artinya baru mulai beroperasi dengan kapasitas 20.000 barel per hari. Sehingga kapasitas pengolahan masih belum mencapai kapasitas maksimal.
"Saat ini kami mengarah pada kapasitas mencapai 100% yaitu mencapai 100.000 barel. Ini kan prosesnya bertahap ya," ujar Rahmat kepada KONTAN Selasa (6/10).
Rahmat optimis dalam empat hingga lima hari ke depan kilang TPPI bisa mencapai kapasitas maksimal tersebut. Cepatnya pengolahan kilang TPPI mencapai kapasitas maksimal disebabkan karena kilang TPPI dioperasikan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman.
"Mungkin tanggal 9 Oktober sudah full capacity. Bisa mencapai kapasitas yang maksimal karena yang mengoperasikan sudah berpengalaman, jadi cepat," ujarnya.
Sementara itu, ketika ditanya mengenai proses akuisisi PT Trans Pacific Petrochemicals Indotama, Rahmat mengaku masih dalam tahap calling fee. "Nanti ke depannya kami lihat. Tapi arahnya adalah kami ingin mengoperasikan infrastruktur TPPI untuk mengurangi impor premium dan solar," kata Rahmat.
Selain mengurusi akuisisi kilang TPPI, Rahmat juga bilang Pertamina juga akan segera mengoperasikan kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap pada pekan kedua Oktober 2015. Saat ini, RFCC Cilacap sudah memasuki tahapan akhir commissioning.
Pertamina juga terus berusaha menyelesaikan proyek refining development master plan (RDMP) atau peningkatan kapasitas produksi kilang Pertamina. Dalam proyek RDMP ini, Pertamina kaan meningkatkan kapasitas kilang pengolahan Pertamina yang saat ini mencapai 820 barel per hari (BPH) menjadi 1,68 juta BPH.
Rahmat bilang proyek RDMP ini sudah memasuki tahapan untuk dimulainya pembangunan proyek tersebut. "Saat ini kami baru memasuki tahapan dimulainya proyek, kira-kira pembangunannya mencapai sekitar 5 tahun ke depan," ujar Rahmat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News