kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan daya beli untungkan ITIC


Senin, 08 Juni 2020 / 04:20 WIB
Pelemahan daya beli untungkan ITIC


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Indonesian Tobacco Tbk kuartal I 2020 masih mengepul di tengah tantangan pandemi virus korona. Jika perusahaan lain banyak mengeluhkan lesunya daya beli, mereka justru menikmati peluang dari situasi tersebut.

Sepanjang Januari-Maret 2020, penjualan Indonesian Tobacco naik 17,49% year on year (yoy) menjadi Rp 44,92 miliar. Perusahaan itu untung Rp 1,79 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan berkode saham ITIC di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut mesti menanggung rugi tahun berjalan sebesar Rp 1,26 miliar.

Pasar dalam negeri menopang penjualan Indonesian Tobacco hingga sebesar Rp 45,28 miliar sebelum dikurangi retur dan diskon. Sisanya adalah penjualan ekspor senilai Rp 338,91 juta.

Manajemen ITIC menduga, kenaikan penjualan sejalan dengan pergeseran konsumsi tembakau dari semula berupa rokok menjadi tembakau iris. Selera konsumen berubah karena pendapatan mengempis di tengah ekonomi sulit lantaran Covid-19. Makanya, harga produk menjadi pertimbangan.

Adapun produk Indonesian Tobacco memenuhi kebutuhan konsumen tadi. Mereka mencontohkan, satu pak tembakau iris seberat 40 gram dengan harga jual eceran Rp 5.000. "Itu bisa dibikin menjadi 30-40 batang rokok," kata Djonny Saksono, Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk kepada KONTAN, Minggu (7/6).

Sebagai pembanding saja, konsumen setidaknya harus mengeluarkan dana Rp 20.000 untuk membeli satu bungkus rokok berisi sekitar 16 batang di minimarket. Harga jual rokok tahun ini juga sudah naik ketimbang 2019.

Kembali mengingatkan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menetapkan tarif cukai hasil tembakau atau cukai rokok sebesar 23%. Alhasil, harga jual eceran (HJE) naik hingga 35%. Aturan berlaku sejak 1 Januari 2020.

Sampai akhir Juni 2020, manajemen ITIC meyakini bisa mencetak pertumbuhan penjualan 20% yoy. Salah satu katalis positifnya adalah penambahan pasar baru di Waingapu dan Maumere, Nusa Tenggara Tiimur sejak akhir 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×