kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pelemahan rupiah menjadi kesempatan bagi industri mebel geber penjualan


Minggu, 26 Agustus 2018 / 16:22 WIB
Pelemahan rupiah menjadi kesempatan bagi industri mebel geber penjualan
ILUSTRASI. Ekspor mebel Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

Sementara itu bagi produsen mebel kayu seperti, PT Intergra Indocabinet Tbk (WOOD) menjelaskan kandungan kayu pada mebelnya hampir sebagian besar berasal dari lokal. "Paling hanya kulit kayunya yang diimpor menyesuaikan pesanan buyer, karena kebetulan di lokal tidak ada," kata Wang Sutrisno, Direktur PT Intergra Indocabinet Tbk

Menurutnya 90% bahan baku mebel WOOD berasal dari lokal, hanya sisanya 10% yang diimpor. Sampai semester I 2018 kemarin bisnis perseroan naik ditunjang oleh harga produk kehutanan dan fluktuasi kurs.

Menurut Wang kenaikan harga log meranti misalnya sudah hampir dua kali lipat di tahun ini. "Kalau tahun lalu harga jualnya hanya Rp 1,7 juta per meter kubik sekarang sudah mencapai Rp 3 juta per meter kubik," urainya.

Selain itu di segmen manufaktur secara total, penjualan ekspor dan lokal WOOD tercatat senilai Rp 781 miliar di semester-I 2018 naik kurang dari 1% yoy dibandingkan tahun lalu.

"Biasanya semester I agak lamban, nanti di semester II bakal kencang karena pasar ekspor utama kami Amerika Serikat (AS) mulai musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru," beber Wang.

Momen akhir tahun diprediksi pasar ekspor mebel akan dipenuhi permintaan. WOOD sampai saat ini menulangpunggungkan bisnisnya pada pasar ekspor tersebut, dengan kontribusinya bagi penjualan bersih hampir 75%.

Oleh karena orientasi ekspor tersebut, disamping melonjaknya segmen bisnis kehutanan, perseroan juga diuntungkan dengan penguatan dolar AS akhir-akhir ini. Menurut laporan keuangan semester-I 2018 itu, WOOD memperoleh laba dari selisih kurs sekitar Rp 5,4 miliar, naik hampir 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 1,9 miliar.

Berbekal keuntungan tersebut, meski pendapatan perseroan hanya naik 6,9% menjadi Rp 905 miliar di semester-I 2018 yoy, namun dari segi bottomline WOOD naik dobel digit. Laba bersih perseroan paruh pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 113 miliar, tumbuh 25% yoy dibandingkan tahun lalu Rp 90 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×