Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dia menuturkan bahwa saat ini potensi ekspor khususnya dari Kalimantan Timur cukup besar. Tercatat ada delapan perusahaan yang setiap bulan berkontribusi lumayan besar terhadap aktivitas ekspor di wilayah tersebut, di antaranya PT Balikpapan Forest Industri, PT Herman Group, PT Sumalindo Lestari Jaya, PT Linda Hanta Wijaya, PT Cipta Krida Bahari, PT Korindo dan PT Tirta Mahakam serta eksportir lainnya di wilayah Kaltim.
“Total kontribusi dari delapan perusahaan yang aktif melakukan kegiatan ekspor impor di wilayah Kaltim tersebut mencapai 783 box kontainer per bulan dengan komoditas yang dikirim antara lain plywood dan rumput laut,” terangnya.
Pihaknya menilai hampir semua kegiatan ekspor impor di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara melalui Terminal Petikemas (TPK) Kariangau sebagai hub port dengan empat perusahaan pelayaran yang dilayani yaitu PT SPIL, Meratus, TemasLine dan PT Tanto Intim Line.
Baca Juga: Cegah persebaran virus corona, ini strategi Pelindo IV
“Ada beberapa keuntungan yang didapat pengusaha dengan melakukan direct call ke negara tujuan, dibandingkan harus melalui Jakarta atau Surabaya. Yakni ada efisiensi biaya sebesar kurang lebih 50%, terjadi efisiensi waktu antara 9 – 15 hari, barang tidak rusak karena tidak lagi ada double handling, serta dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) karena Surat Keterangan Asal (SKA) barang diterbitkan oleh daerah asal,” jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini Makassar selalu menjadi hub untuk direct call dan direct export dari Kawasan Timur Indonesia (KTI). Dengan direct call yang dilakukan Sealand dari Terminal Petikemas Kariangau, maka sudah ada tiga pelabuhan kelolaan Pelindo IV yang melakukan kegiatan pelayaran langsung ke luar negeri, yaitu TPM, Makassar New Port (MNP) dan KKT.