kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah atur emisi karbon, begini respons produsen listrik swasta


Jumat, 01 Oktober 2021 / 20:44 WIB
Pemerintah atur emisi karbon, begini respons produsen listrik swasta
ILUSTRASI. Foto udara area Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di wilayah Tanjung Tiram, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (10/9/2021). ANTARA FOTO/Jojon/wsj.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) Arthur Simatupang mengatakan, saat ini pihaknya masih mempelajari peraturan ini yang tentunya akan berdampak dari sisi komersial. 

"Tetapi rencana pemerintah untuk menurunkan emisi memang dapat dipahami. Perusahaan pembangkit listrik tentu selalu berkeinginan untuk mengurangi carbon footprint-nya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/10). 

Baca Juga: Operasikan sejumlah PLTU, Adaro Energy masih pelajari perkembangan pajak karbon

Secara teknis APLSI mengantisipasi dengan penggunaan teknologi boiler yang jauh lebih efisien dan lebih ramah lingkungan. 

Menurut yang diketahui Arthur, yang akan dilakukan pemerintah bukan berupa carbon tax, tetapi lebih kepada carbon trading dengan cap (batasan emisi).

Adapun pihak APLSI siap berdiskusi dengan pemerintah dalam hal formulasi yang tepat, sehingga transisi energi yang sustainable dapat tercipta. 

Selanjutnya: Pertamina perluas digitalisasi di Sumatera untuk genjot operasi hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×