kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah batal menaikkan PPnBM mobil mewah


Selasa, 24 Desember 2013 / 22:19 WIB
Pemerintah batal menaikkan PPnBM mobil mewah
ILUSTRASI. Pisang adalah buah yang cocok dikonsumsi menurunkan berat badan


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bagi Anda yang berencana membeli mobil mewah di tahun depan mungkin akan senang mendengar kabar ini. Rencana pemerintah menaikkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil impor utuh (CBU) dengan mesin 3.000 cc ke atas dari semula 75% menjadi 150%, kemungkinan batal. Langkah ini dinilai bukan solusi yang tepat untuk mengurangi impor kendaraan.

"PPnBM CBU mobil-mobil premium bila dinaikkan tidak menyelesaikan masalah karena jumlahnya sangat sedikit. Paling tepat itu menaikkan pajak sedan menengah, impornya lumayan besar," jelas Budi Darmadi, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian menjawab KompasOtomotif, Senin (23/12) kemarin.

Berdasarkan data GAIKINDO 2012, penjualan mobil premium mewah dengan mesin di atas 3.000 cc hanya sekitar 3.000 unit dari total penjualan 1,2 juta unit. Sementara sedan menengah mencapai 20.000 unit lebih per tahun. Sampai saat ini, semua sedan itu diimpor utuh.

"Jadi bicara efektivitas, lebih baik menaikkan pajak untuk kelas menengah. Kalau Ferrari atau sekelasnya itu segelintir saja, kami mau solusi yang jangka panjang," beber Budi.

CKD

Salah satu opsi yang tengah dipikirkan pemerintah Indonesia adalah membedakan beban PPnBM untuk CBU dan produk rakitan lokal (CKD), khususnya sedan.

"Dengan adanya perbedaan ini, harga sedan rakitan lokal menjadi lebih kompetitif sehingga mereka mau memproduksi dan menjualnya  di sini," lanjut Budi.

Saat ini, hanya Toyota Indonesia  yang memastikan kembali merakit sedan Vios di Karawang, Jawa Barat yang dimulai pekan lalu. Ini merupakan salah satu tonggak sejarah, setelah berhenti merakit Soluna sejak 2004.

"Kami, juga mau meningkatkan produksi sedan di Indonesia, supaya bisa mendongkrak ekspor. Pasalnya, pasar ekspor mobil adalah sedan, bukan MPV," tutup Budi. (Agung Kurniawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×