Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penjualan LPG subsidi 3 kg tahun 2020 mencapai 7,14 juta metrik ton (MT) atau melebih kuota yang ditetapkan dalam APBN 2020 sebesar 7 juta MT.
Asal tahu saja, dalam asumsi makro 2021 yang disetujui Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR Ri sebesar 7,5 juta MT. Proyeksi kenaikan juga terjadi pada volume BBM Subsidi dan Nonsubsidi. "Volume di 2021 untuk subsidi baik minyak tanah, solar dan premium totalnya 26,3 juta kl dan non subsidi sekitar 48,97 juta kl," ungkap Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (18/1).
Merujuk data Kementerian ESDM, penjualan BBM lainnya baik subsidi maupun non subsidi berada dibawah kuota yang ditetapkan. Pada tahun 2020 lalu penjualan Jenis BBM Tertentu (JBT) atau BBM bersubsidi seperti solar dan minyak tanah mencapai 14,39 juta kl atau lebih rendah dari kuota yang ditentukan dalam APBN 2020 sebesar 15,87 juta kl.
Sementara itu, penjualan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) yakni Premium tercatat sebesar 8,44 juta kl atau lebih rendah dari yang dipatok dalam APBN 2020 sebesar 11 juta kl. Penyaluran BBM nonsubsidi berdasarkan laporan Badan Usaha (BU) mencapai 41,13 juta kl dan LPG sebesar 820 ribu MT. Adapun, penyaluran Fatty Acid Methyl Ester (FAME) mencapai 8,45 juta kl atau masih lebih rendah dari target sebesar 9 juta kl.
Baca Juga: Kementerian ESDM memproyeksi kebutuhan BBM non subsidi tahun ini capai 48,97 juta kl
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai, penyaluran gas LPG 3 kilogram (kg) atau gas melon oleh PT Pertamina (Persero) seharusnya bisa tepat sasaran dengan memanfaatkan digitalisasi.
Bendahara Negara itu mengatakan, dengan menggunakan teknologi digitalisasi diharapkan Pertamina dapat mengakselerasi inklusi keuangan, akuntabilitas, dan reliabilitas atas subsidi yang efektivitasnya sangat mengandalkan data by name by address.
“Subsidi untuk LPJ 3 kg yang saya lihat, Pertamina juga ada di sini, itu berapa puluh juta kita punya subsidi lebih dari Rp 53 triliun,” kata Sri Mulyani dalam acara bertema Digitalisasi BUMN, Rabu (16/12).
Soerjaningsih mengungkapkan, penerpaan skema subsidi LPG tertutup belum akan diimplementasikan pada tahun ini. "Masih pembahasan dengan Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK). Yang pasti 2021 ini masih gunakan pola subsidi yang lama," tandas Soerjaningsih.
Selanjutnya: Subsidi tertutup LPG 3 kg masih menggantung, Kementerian ESDM: Mohon bersabar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News