kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pemerintah berencana kurangi frekuensi penerbangan


Kamis, 14 November 2013 / 18:41 WIB
Pemerintah berencana kurangi frekuensi penerbangan
ILUSTRASI. Logam mulia emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam).


Reporter: Rr Dian Kusumo Hapsari | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan angkat bicara soal padatnya frekuensi penerbangan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.

Menurut Dahlan, padatnya frekuensi penerbangan di Bandara Soetta akibat banyaknya jadwal penerbangan maskapai penerbangan di Tanah Air.

Karena itu, Dahlan mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi pengurangan frekuensi penerbangan sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut.

Dahlan menilai, saat ini frekuensi penerbangan di Bandara Soetta sangat padat sehingga tidak efisien bagi calon penumpang yang kerap harus menunggu lama jadwal keberangkatannya. 

"Misalnya saja, penerbangan ke Lampung dengan pesawat Garuda menempuh waktu 40 menit. Tetapi, penumpang harus menunggu keberangkatan hingga 40 menit juga," tutur Dahlan di Jakarta, Kamis (14/11). 

Menurut Dahlan, dengan frekuensi penerbangan yang terlalu banyak, akan berimbas kepada padatnya runway di bandara. Akibatnya, keterlambatan penerbangan tidak dapat dihindari.

"Apa gunanya penerbangan setiap setengah jam ada, tapi runway-nya juga antre lebih dari setengah jam," jelasnya. 

Dia memberi contoh, seperti penerbangan Medan-Jakarta yang saat ini terlalu banyak. Padahal, jadwal ini dapat dialihkan ke rute penerbangan lain.

“Jadi, perlu adanya tindakan yang berani dan tegas dengan memangkas frekuensi penerbangan dan adanya kerjasama satu dengan yang lainnya,” imbuh dia.

Selain itu lanjut Dahlan, untuk mendukung pemangkasan frekuensi penerbangan tersebut harus ada rencana panjang yang perlu dilakukan maskapai penerbangan, yaitu dengan mengganti pesawat berbadan besar, sehingga dapat mengangkut penumpang lebih banyak dengan pesawat yang lebih sedikit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×