Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Dadan M. Ramdan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berjanji membantu pengusaha tambang komoditas bauksit yang kesulitan keuangan untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Yakni, dengan mendorong perbankan nasional untuk memberikan kredit murah ke pengusaha.
R. Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mengatakan, dari sejumlah perusahaan yang mengajukan izin membangun smelter bauksit, hanya tiga perusahaan yang sudah tampak progres pembangunannya.
"Banyak yang belum memulai, karena berkaitan dengan kondisi finansial perusahaan," kata dia, Jumat (27/3).
Adapun beberapa perusahaan yang menyatakan minat membangun smelter bauksit di Indonesia misalnya, PT Indo Kapuas Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia, PT Tanjung Air Berani, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, PT Chalco Hongkong, PY Alasaka Industrindo Tbk, PT Kendawang Putra Lestasi, dan PT Sungai Raya Sinkep, serta PT Aneka Tambang Tbk.
Sukhyar bilang, ketiga perusahaan yang sudah mulai menggelar proses pembangunan di antaranya PT Indo Kapuas Alumina, PT Bintan Alumina Indonesia, dan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. Dari ketiga perusahaan tersebut, Well Harvest sudah memulai kegiatan konstruksi dan ditargetkan rampung untuk pabrik unit I pada Desember mendatang.
Sementara, sejumlah perusahaan lain masih jalan di tempat. "Pihak perbankan nasional harus turun. Kami akan cek dulu bagaimana alasan mereka tidak ada pendanaan untuk bangun smelter," kata Sukhyar.
Erry Sofyan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pasir Besi dan Bauksit Indonesia (APB3I) mengatakan, dalam membangun industri bauksit pengusaha tentu memerlukan insentif khusus dari pemerintah.
"Insentif diperlukan karena Indonesia baru dalam industri ini. Selama ini bauksit hanya dikuasi oleh Rusia, China, Australia, dan Amerika Serikat. Perlu fondasi yang kuat agar pembangunan industri ini tidak hancur karena krisis keuangan dan harga jual yang rendah," jelas dia.
Selain kemudahan fasilitas kredit, Erry bilang, insentif yang harus disediakan pemerintah antara lain dapat berupa pemberian tax holiday secara penuh, atau pun kebijakan lain yang dapat mengurangi beban biaya produksi.
Zulnahar Usman, Direktur Bintan Alumina Indonesia mengatakan, suku bunga pinjaman dari perbankan nasional sampai saat ini masih sangat tinggi dan memberatkan perusahaan. Oleh karena itu, pihaknya lebih mengandalkan pinjaman dari investor luar negeri.
"Untuk membantu keuangan, kami juga akan mengurus insentif tax holiday, karena total investasi di industri bauksit sangat besar, hingga mencapai US$ 1 miliar," kata Zulnahar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News