Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Meskipun PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara telah memperoleh rekomendasi ekspor produk mineral tanpa pemurnian atawa konsentrat, namun kegiatan ekspor kedua perusahaan tersebut nampaknya masih belum dapat dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memberikan kouta ekspor dan masih menunggu permohonan rencana produksi dan ekspor dari kedua perusahaan tersebut.
Dede I Suhendra, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, kuota ekspor konsentrat tembaga akan ditetapkan dalam surat persetujuan ekspor (SPE) yang diterbitkan Kementerian Perdagangan. "Nanti, mereka meminta rekomendasi SPE, barulah kami akan menetapkan kuota ekspor untuk mereka," kata dia, Jumat (28/3).
Seperti diketahui, produksi konsentrat Freeport mencapai 2 juta - 2,5 juta ton per tahun. Sedangkan produksi Newmont mencapai 600.000 ton hingga 800.000 ton per tahun. Dari total produksi tersebut, hanya sekitar 30% dipasok ke PT Smelting di Gresik, Jawa Timur. Sehingga, masih sekitar 70% dari total produksi konsentrat yang belum terserap di dalam negeri.
Menurut Dede, dalam menetapkan kuota ekspor, pihaknya akan menyesuaikan dengan rencana masing-masing perusahaan untuk menyuplai konsentrat ke pabrik pemurnian (smelter) di dalam negeri. Sehingga, tidak semua konsentrat yang belum terserap PT Smelting dapat diekspor.
Sekarang ini, terdapat empat perusahaan yang berencana membangun smelter tembaga batangan atawa copper cathode di Indonesia. Yakni, PT Nusantara Smelting Corporation, PT Indosmelt, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Indovasi Mineral Indonesia.
"Kami akan membatasi jumlah ekspor dab disesuaikan kapasitas smelter yang akan dibangun. Misalnya, kalau kapasitas kebutuhan konsentrat pabrik membutuhkan 2 juta ton konsentrat, ya hitungannya segitu untuk ekpornya," ujar Dede.
Ini profil smelter sekaligus kapasitas produksi dan kapasitas kebutuhan bahan baku yang akan di bangun di Indonesia.
1. PT Nusantara Smelting Corporation
Produksi copper cathoda : 200.000 ton per tahun
Kebutuhan konsentrat: 800.000 ton
Investasi : US$ 1,2 miliar
Lokasi : Jawa Timur atau Kalimantan Timur
2. PT Aneka Tambang Tbk
Produksi copper cathoda : 300.000 ton per tahun
Kebutuhan konsentrat: 1,2 juta ton
Investasi : US$ 2,2 miliar
Lokasi : Jawa Timur atau Papua
3. PT Indosmelt
Produksi copper cathoda : 120.000 ton per tahun
Kebutuhan konsentrat: 500.000 juta ton
Investasi : US$ 1 miliar
Lokasi : Sulawesi Selatan
4. PT Indovasi Mineral Indonesia
Produksi copper cathoda : 200.000 ton per tahun
Kebutuhan konsentrat: 800.000 juta ton
Investasi : US$ 1,5 miliar
Lokasi : Tuban, Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News