kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   1.000   0,05%
  • USD/IDR 16.212   -17,00   -0,10%
  • IDX 6.865   -12,86   -0,19%
  • KOMPAS100 999   -3,55   -0,35%
  • LQ45 764   -2,07   -0,27%
  • ISSI 226   -1,00   -0,44%
  • IDX30 393   -1,12   -0,29%
  • IDXHIDIV20 455   -0,68   -0,15%
  • IDX80 112   -0,32   -0,28%
  • IDXV30 114   0,03   0,02%
  • IDXQ30 127   -0,74   -0,58%

Pemerintah Jamin Industri Mebel Indonesia Tetap Berkibar


Sabtu, 13 Desember 2008 / 21:08 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Didi Rhoseno Ardi

JAKARTA. Pemerintah menjamin industri mebel Indonesia tetap berjalan meski ekspor turun lantaran krisis finansial melanda. Salah satu jaminannya adalah menjaga kelangsungan pasar mebel di dalam negeri.

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meminta pengusaha mebel tidak perlu khawatir soal pasar mebel dalam negeri karena pemerintah akan menjaganya. "Soal pemerintah sangat gampang, permintaan pengusaha pasti didukung sepenuh hati," ujar Wapres saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) V Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo), Jumat (12/12).

Salah satu langkahnya, lanjut Wapres, pemerintah sudah memerintahkan seluruh instansi untuk menggunakan mebel dan produk kerajinan lokal. "Hari ini kami menginstruksikan semua instansi pemerintah seratus persen pakai produk dalam negeri," tegas Kalla.

Kalla juga berpesan agar industri mebel dan kerajinan tetap menjaga kualitas dan memilih harga jual yang mudah terjangkau di pasar domestik namun kompetitif di pasar internasional.

Sebenarnya, selain meminta pemerintah mendukung penggunaan produk dalam negeri, Asmindo juga meminta dukungan lainnya yaitu penundaan waktu untuk membayar utang ke Bank. Namun untuk permintaan itu, Wapres sama sekali tidak menyinggung dalam pidatonya.

Ketua Asmindo Ambar Tjahyono mengatakan dukungan pemerintah perlu karena tahun depan adalah tantangan bagi anggota Asmindo seluruh Indonesia menghadapi anjloknya ekspor mebel dan kerajinan akibat turunnya permintaan dari negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat.

Menurut Ambar saat ini penundaan order dari importir mebel asal Amerika Serikat mulai terjadi. Kondisi itu memicu terhambatnya cash flow yang berujung pada melorotnya kemampuan pengusaha melunasi kredit ke Bank alias kredit macet.

Untuk itu, lanjut Ambar, pengusaha mebel dan kerajinan membutuhkan waktu paling tidak delapan bulan untuk diversifikasi alias mencari pasar ekspor baru selain Amerika Serikat demi mengembalikan cash flow perusahaan. "Kalau perusahaan mengalami kredit macet lalu dianggap bangkrut dan akan diakuisisi bank, mohon perlindungan dari pemerintah agar perusahaan diberi kesempatan diversifikasi market," ujar Ambar dalam acara pembukaan Munas V Asmindo, Jakarta (12/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×