kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,77   12,46   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah menyesalkan AALI masuk IPOP


Kamis, 17 Maret 2016 / 11:03 WIB
Pemerintah menyesalkan AALI masuk IPOP


Reporter: Fahriyadi | Editor: Dikky Setiawan

NUSA DUA. Pemerintah menyayangkan bergabungnya PT Astra Agro Lestari Tbk ke dalam Indonesia Palm Oil Pledge (IPOP). Padahal skema IPOP memberatkan petani sawit dan persyaratannya melampaui aturan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdhalifah Machmud menyayangkan langkah Astra ikut IPOP bersama lima perusahaan besar lain. 

"Kami tak bisa mencegah karena itu kesepakatan antara swasta. Konsen pemerintah, petani jangan ditinggalkan, apalagi sampai menolak tandan buah segar," ujarnya di sela acara Indonesia Conference on Oil Palm and Environment (ICOPE) di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/3). 

Menurut Musdhalifah, pemerintah tak bisa bersikap tegas terhadap IPOP karena kesepakatan IPOP itu business to business. "Yang bisa dilakukan hanya mengimbau mereka," katanya. 

Menurut Musdhalifah, petani skala kecil yang jumlahnya 4 juta orang harus digandeng oleh pengusaha sawit agar bisa menghasilkan produk ramah lingkungan dan produknya terserap dengan baik. 

"Perusahaan harus menggandeng petani kecil karena jika tak mau menyerap sawit petani, maka program sawit keberlanjutan tak akan berjalan dengan baik," ujarnya.

Menko Perekonomian Darmin Nasution dalam kesempatan sama mengatakan bahwa CPO merupakan salah satu sektor yang kompetitif untuk pengentasan kemiskinan. Perkebunan sawit rata-rata membutuhkan 0,12 pekerja per ha. "Ini berperan besar untuk pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja," katanya.

Pada 2015, perkebunan sawit Indonesia sudah mencapai 11 juta hektare, dengan total produksi 32 juta ton, di mana 45% dari total lahan tersebut milik petani, sisanya dikuasai korporasi dan BUMN.

Menurut Darmin, perusahaan besar harus bisa mencari solusi jangka panjang untuk meningkatkan praktik keberlanjutan petani dan bekerja sama dengan pemerintah untuk mempromosikan praktik perkebunan yang baik dan berkelanjutan. 

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Franky O. Widjaja, mengaku akan mulai mengedukasi petani mandiri untuk melaksanakan program sawit berkelanjutan sekaligus meningkatkan produktivitas mereka. 

Rencananya, pada Mei mendatang, Kadin akan membuat program Innovative Financing untuk petani sawit mandiri. Dalam program ini, Kadin mendorong peremajaan kebun sawit petani mandiri seluas 2 juta hektare (ha) milik 1 juta petani. 

Head of Public Relation PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) Tofan Mahdi tak menampik bahwa pihaknya telah menandatangani kesepakatan IPOP. "Astra Agro sudah bergabung dengan IPOP sejak sebulan lalu," katanya, kemarin. Tapi ia enggan mengomentari sikap kekecewaan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×