Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Kendati begitu, ia menyebut, sejauh ini SKK Migas sudah menerima proposal dari Chevron untuk investasi senilai US$ 152 juta untuk kegiatan pengeboran 104 sumur di Blok Rokan pada tahun 2020 hingga berakhirnya kontrak Wilayah Kerja Rokan di bulan Agustus 2021.
Baca Juga: SKK Migas: Proyek migas yang onstream bisa dongkrak lifting migas di masa mendatang
Saat ini, SKK Migas dan Chevron sedang mendiskusikan perihal pemenuhan tanggung jawab pemulihan lingkungan pasca operasi di Blok Rokan seperti aspek Abandonment and Site Restoration (ASR) serta Tanah Terkontaminasi Minyak (TTM) yang sesuai ketentuan perundangan.
“Tim SKK Migas, PT CPI, dan kementerian atau lembaga terkait sedang bekerja untuk menyelesaikan audit lingkungan dalam waktu dekat,” ungkap Purbaya.
Audit lingkungan ini dibutuhkan untuk menentukan besaran kebutuhan sumber daya yang harus dipenuhi guna menyelesaikan kewajiban pemulihan lingkungan oleh Chevron. Audit ini pun menjadi isu yang terkait dengan kelanjutan investasi Chevron di masa transisi pengelolaan Blok Rokan.
“Karena Chevron juga menginginkan tidak ada lagi beban yang tersisa sebagai kewajiban pasca operasi setelah kontrrak WK Rokan mereka berakhir di tahun depan,” tambah Purbaya.
Lantas, pemerintah berharap proses alih kelola Blok Rokan dapat berjalan lancar melalui investasi di masa transisi. Begitu pula dengan proses pemulihan lingkungan pascaoperasi yang mesti bisa dilaksanakan dengan dana yang cukup, sehingga Pertamina tidak terbebani dan produksi migas Blok Rokan tetap terjaga ketika sudah diambil alih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News