Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyatakan untuk memanfaatkan gas yang melimpah, ada dua strategi besar yang akan diarahkan oleh pemerintah.
“Pertama, mengembangkan hilirisasi industri yang di depan menjadi industri tulang punggung negara kita. Jadi gas tidak hanya dimanfaatkan sebagai energi, tetapi juga bahan baku (feedstock),” jelasnya dalam webinar beberapa waktu lalu.
Kedua, gas dimanfaatkan sebagai jembatan transisi energi dari bahan bakar minyak (BBM) ke energi yang lebih bersih.
Tutuka menyatakan, pemerintah mengembagkan pendekatan pengembangan gas terintegrasi hulu hilir.
Jadi setiap ada penemuan di hulu perlu dihubungkan dengan kebutuhan di hilir misalnya dari industri manufaktur.
“Jadi pemerintah akan menempatkannya di Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional (RJPMN) dan dihubungkan antara hulu dan hilir gas, berikut dengan dukungan infrastrukturnya,” jelasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmikan Proyek Tangguh Train 3, Nilai Investasi Capai Rp 72,45 T
Dia mencontohkan, produksi gas di Andaman akan dihubungkan dengan pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 3.
Kemudian, produksi gas di Sulawesi bisa dikirim untuk kebutuhan industri methanol.
Atau produksi gas di Genting Oil, Proyek Asap Kido Merah (AKM) akan dialihkan gasnya untuk pembangunan industri pupuk di Fakfak.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi menambahkan, kebutuhan gas bumi atau LNG dunia diperkirakan masih sangat banyak dan harganya tetap bertahan pada level yang cukup tinggi.
Tingginya harga LNG ini dipicu oleh beberapa faktor, yakni kebutuhannya gas dunia masih tinggi dan adanya konflik-konflik geopolitik global yang berimbas pada makin mendidihnya harga energi (minyak dan gas).
“Oleh karena itu, SKK Migas sudah aktif berdiskusi dengan calon buyer, termasuk pembeli luar negeri yang menyatakan ketertarikan. Baik eksisting buyer yang ingin memperpanjang maupun calon buyer yang baru,” terangnya belum lama ini.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Amonia Hijau Jadi Sumber Energi Baru
Dia menegaskan, pemanfaatan gas tetap akan diprioritaskan untuk industri dalam negeri dengan mempertimbangkan kemampuan permintaan, ketersediaan infrastruktur, dan keekonomian lapangan.
Kurnia menyatakan, pihaknya bersama dengan KKKS sudah berdiskusi dan yakin bahwa permintaan LNG masih sangat tinggi ke depannya.
Maka itu, pengembangan lapangan, pengembangan perencanaan lapangan migas baru, atau rencana produksi KKKS tetap berjalan di jalurnya.
“Rencana produksi KKKS sudah memperhitungkan dan mengasumsikan skenario penjualan gas di masa depan, apakah akan disalurkan ke domestik, ekspor, atau kombinasinya,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News