Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan program pelatihan mengenai implementasi Industri 4.0 kepada pegawai di lingkungan pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta. Upaya ini diharapkan agar seluruh pihak dapat memahami berbagai perkembangan dari dampak revolusi industri keempat.
Usai melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan ke depan, dengan masuknya era digitalisasi ini, perubahan bukan hanya terjadi di pihak swasta atau pelaku ekonomi saja, tapi juga dari pemerintah.
Menperin menjelaskan, Menristekdikti dan Gubernur Lemhanas akan membuat kurikulum-kurikulum yang terkait dengan implementasi Industri 4.0 di Tanah Air. Ini merupakan langkah pemerintah setelah peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 yang diinisiasi Kemenperin dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (4/4) lalu.
“Teknisnya terus dibahas, tahun ini dan tahun depan dibentuk ad hoc terlebih dahulu. Tapi pelatihan dari segi pemerintah, dilakukan mulai tahun ini,” tuturnya dalam keterangan pers, Rabu (11/4). Awalnya, pelatihan akan diikuti sekitar 80 orang, dengan harapan mereka dapat menjadi pelatih bagi lembaga yang lain.
Setelah itu, dilakukan lagi pelatihan untuk 1.000 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti kementrian/lembaga eselon I sampai IV, swasta dan BUMN, LSM, hingga TNI-Polri. “Jadi, semua harus siap dengan adanya perubahan era digital ini, karena biasanya offline menjadi online," jelas Airlangga.
Airlangga mencontohkan, internet of things merupakan salah satu teknologi yang diterapkan di sektor industri dan menjadi ciri implementasi Industri 4.0 dalam upaya meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas. “Ada lima sektor industri yang akan fokus digarap secara maksimal, yaitu industri tekstil, elektronik, otomotif, kimia, serta makanan dan minuman,” sebutnya.
Sementara itu, Gubernur Lemhanas Agus Widjojo mengatakan, pihaknya selaku fasilitator akan menggunakan metode training of trainers (TOT) sebagai sarana penyebarluasan dari materi yang akan diberikan. “Ini akan terus berjalan sehingga menjadi revolusi mental dalam pengertian menyentuh dan memasuki semua lembaga kementeraian dan non kementerian,” terangnya.
Pada prinsipnya, materi yang akan disampaikan nanti merupakan materi kepemimpinan, komunikasi, dan segala sesuatu yang bisa memberikan pencerahan kepada cara berpikir dan bertindak. “Karena kita tahu di dalam era digital perlu kolaborasi terbuka yang sifatnya komprehensif, inilah sebetulnya yang ingin kita bekalkan pada saat-saat awal dan jadi dasar pada pengembangan selanjutnya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News