Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Sebagai informasi, realisasi panjang transmisi pada 2019 lalu mencapai 60.102 kms. Angka ini mengalami penambahan sebesar 6.210 kms dari raihan tahun 2018 yang tercatat mencapai 53.892 kms.
Sementara itu, hingga 2019 lalu kapasitas GI sebesar 151,136 MVA atau bertambah sebesar 17.507 MVA dari realisasi tahun 2018 sebesar 133.629 MVA.
Baca Juga: Pembangunan PLTGU Riau yang digarap Medco Power sudah capai 56% dari target
Menambah Serapan Listrik
Senada, Direktur Bisnis Regional Sulawesi & Kalimantan Syamsul Huda mengatakan bahwa penyelesaian program 35.000 MW memang memperhatikan faktor konsumsi dan kebutuhan listrik. Yang terpenting, kata Huda, saat ini sudah tak lagi ada defisit listrik.
"Indikator akhirnya kan balancing antara supply dan demand, kan tidak ada yang defisit. Percuma kita percepat, kalau demand nya nggak ada. Karena itu tugas kita bersama, PLN dan pemerintah bagaimana bisa mendorong pertumbuhan (demand) ini meningkat," jelas Huda beberapa hari lalu.
Oleh sebab itu, untuk menyerap tambahan kapasitas listrik tersebut, maka PLN membutuhkan tambahan pelanggan dan peningkatan konsumsi listrik. Dengan begitu, reserve margin yang tidak terpakai bisa diminimalisasi.
Baca Juga: Dirjen ESDM klaim virus corona belum brdampak signifikan ke sektor tambang
Saat ini, PLN tengah menjaring sektor potensial, terutama di bidang industri pengolahan dan pemurnian tambang (smelter), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT).
"Kalau pembangkit sudah mulai COD, pelanggannya harus sudah siap. Sehingga tidak sampai terjadi reserve margin yang berlebihan," sebutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News