kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah tidak serap right issue, begini tanggapan Kimia Farma (KAEF)


Kamis, 12 September 2019 / 18:38 WIB
Pemerintah tidak serap right issue, begini tanggapan Kimia Farma (KAEF)
ILUSTRASI. RUPS Kimia Farma


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana melakukan aksi korporasi berupa penerbitkan right issue tahun depan. Adapun sebanyak-banyaknya saham yang mungkin diperoleh dari aksi korporasi tersebut sebesar Rp 1,58 miliar.

Penerbitan right issue akan berpengaruh terhadap pemegang saham, khususnya bagi pemegang saham yang tidak menggunakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) miliknya.

Baca Juga: Gesit ekspansi anorganik, saham Kimia Farma (KAEF) masih menarik

Tercatat hingga saat ini, 90,03% saham KAEF dimiliki oleh Negara Republik Indonesia, sementara 9,9% lainnya dimiliki oleh publik.

Padahal, berdasar data yang dihimpun Kontan.co.id, Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 2020 menyetujui Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 17,7 triliun. Nilai tersebut akan disalurkan kepada delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja, di mana KAEF tidak termasuk di dalamnya.

Dengan demikian, kepemilikan saham negara di KAEF memungkinkan  terdelusi kurang lebih 22,14%. Dari semula 90,03% menjadi 70,13%.

Menanggapi hal ini, KAEF tidak ingin berkomentar panjang. "Hal-hal tersebut sedang dilakukan evaluasi, untuk sementara belum bisa berkomentar lebih jauh," kata Direktur Keuangan PT Kimia Farma Tbk  IGN Suharta Wijaya ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (12/9). Adapun tanggapan lebih lanjut akan diberikan pada saat analis meeting pada tanggal 18 September 2019. 

Baca Juga: Laba Kimia Farma (KAEF) di semester I 2019 tertekan beban bunga

Bedasar data yang dihimpun Kontan.co.id sebelumnya, hasil right issue akan digunakan utnuk menambah modal kerja khususnya pertumbuhan organik dan anorganik.

Misalnya, penambahan outlet baru, pergudangan, perluasan pabrik farmasi, serta mengakuisisi rumah sakit.  Selain itu, dana tersebut juga akan dimanfaatkan untuk refinancing atau pendanaan kembali utang bank.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×