kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah tunda tanda tangan blok terminasi


Rabu, 08 November 2017 / 21:08 WIB
Pemerintah tunda tanda tangan blok terminasi


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum juga melakukan penandatanganan kontrak baru untuk blok terminasi yang akan habis kontrak pada tahun depan. Padahal pemerintah telah menunjuk PT Pertamina (Persero) untuk menjadi operator blok terminasi 2017-2018 sejak Januari 2017 lalu.

Pertamina sebenarnya telah menyerahkan proposal pengelolaan blok terminasi tersebut. Namun nyatanya pemerintah masih menunda penandatanganan kontrak.

Menurut Direktur Pembinaan Hulu Migas Kementerian ESDM, Tunggal, pemerintah masih menanti proposal dari kontraktor existing sebelum melakukan penandatanganan kontrak. Pemerintah memang memutuskan untuk memberikan peluang bagi kontraktor existing untuk bekerja sama dengan Pertamina di blok terminasi.

"Betul masih menunggu proposal final dari para pihak yang berminat dan hasil Tim Evaluasi, "kata Tunggal ke KONTAN pada Rabu (8/11).

Tim evaluasi akan menilai proposal yang diajukan kontraktor existing. Setelah itu diajukan kepada Menteri ESDM sebelum melakukan penandatanganan kontrak baru. "Tergantung hasil Tim Evaluasi dan keputusan Menteri," jelas Tunggal.

Tunggal pun belum bisa menyebut target kapan tepatnya penandatanganan kontrak baru untuk blok terminasi yang habis kontrak tahun depan bisa dilakukan oleh pemerintah. "Kalau target waktu ada, tapi kami tidak pada kapasitas menyampaikan itu," kilah Tunggal.

Seperti diketahui, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Ego Syahrial menyebut pemerintah masih kurang yakin Pertamina bisa mempertahankan produksi dan mampu melakukan efisiensi biaya produksi di blok-blok migas terminasi tersebut.

Ego bilang, pemerintah masih menilai Pertamina sanggup mengelola blok terminasi. Tetapi, demi menjaga produksi dan efisiensi biaya produksi, pemerintah akhirnya membuka opsi untuk kembali melibatkan kontraktor existing mengelola blok-blok tersebut.

Makanya pemerintah mengundang kontraktor existing untuk bisa ikut mengelola blok terminasi dengan joint operator bersama Pertamina. Hal yang sama sejatinya juga tengah coba diterapkan oleh pemerintah di Blok Mahakam.

Sejauh ini pemerintah telah memetakan empat blok migas dari delapan blok terminasi yang bisa menggunakan skema joint operator. Keempat blok tersebut adalah Blok Tuban, Blok Sanga-Sanga, Blok Ogan Komering, dan Blok South East Sumatera (SES).

Selain itu, Ego bilang, Blok NSO sudah diputuskan untuk dikelola sepenuhnya oleh Pertamina. Untuk Blok Tengah akan menjadi unitisasi dengan Blok Mahakam. Sementara, Blok Attaka dan Blok East Kalimantan akan dilelang ulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×