Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
"PLTU di Bengkulu diharapkan awal tahun depan sudah bisa operasional. Itu akan jadi pendapatan lain-lain bagi INTA karena entitas asosiasi," tambahnya.
Baca Juga: INTA targetkan PLTU Bengkulu rampung tahun depan
Sebagai informasi, nilai proyek PLTU di Bengkulu berkapasitas 2x100 megawatt (MW) ini mencapai US$ 360 juta. INTA mengerjakan PLTU Bengkulu melalui anak usahanya yakni PT Inta Sarana Infrastruktur dan PT Inti Daya Perkasa, di mana INTA memegang porsi 30% pada proyek tersebut.
Sementara itu INTA juga mengandalakan pendapatan dari PT TJK Power yang mengelola PLTU Batam. Sekedar info, INTA memiliki sekitar 27% saham di PT TJK Power. PLTU berkapasitas 2x55MW ini berada di Tanjung Kasam, Batam.
PLTU tersebut dibangun di areal seluas 32 hektare pada kawasan pantai di mana telah mempunyai dermaga sendiri untuk menampung pasokan batubara. PLTU pertama yang dimiliki TJK Power tersebut telah beroperasi sejak tahun 2012.
Baca Juga: Proyeksi Bisnis Emiten Alat Berat
Selain alat berat dan pembangkit listrik, INTA memiliki lini bisnis pembiayaan yang dikelola PT Intan Baruprana Finance.Sementara untuk lini fabrikasi, INTA terlibat sebagai mitra bagi sejumlah perusahaan infrastruktur.
Tahun ini INTA mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 15 miliar.
Dana belanja modal tersebut akan digunakan untuk membiayai bisnis anak usaha, baik untuk ekspansi pengadaan alat berat maupun pengembangan proyek kelistrikan. Sumber belanja modal akan berasal dari kas internal perusahaan dan pinjaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News