Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Hal ini yang membuat pendapatan PTBA tetap stabil terlepas dari naik-turunnya harga komoditas batubara.
Terkait peningkatan kapasitas angkutan, PTBA berupaya memperbesar jalur distribusi pengiriman batubara melalui kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia. Harapannya, kapasitas angkutan batubara bisa mengimbangi level produksi yang terus meningkat.
PTBA juga selalu mengantisipasi efek volatilitas harga batubara terhadap hasil penjualan batubara. Caranya dengan melakukan ekspansi ke pasar-pasar ekspor potensial seperti Jepang, Hongkong, Vietnam, Taiwan dan Filipina.
Baca Juga: 11 emiten batubara ini mengalami penurunan laba bersih di 2019, siapa paling dalam?
Emiten ini juga melakukan penjajakan atau merambah ke pasar-pasar baru seperti Australia, Myanmar, Thailand, dan Kamboja. “Tentu saja PTBA juga tetap mendukung penuh untuk pasokan batubara domestik,” sambung Hadis, Sabtu (4/4) lalu.
Ia menilai, lima tahun ke depan merupakan periode yang harus terus diwaspadai oleh setiap pelaku industri batubara. Pasalnya, volatilitas harga batubara masih tergolong tinggi dan terdapat potensi disrupsi oleh sumber energi baru terbarukan (EBT).
Maka dari itu, PTBA akan tetap meningkatkan level produksi, pengangkutan, dan penjualan yang diimbangi dengan efisiensi.
Di samping itu, PTBA akan terus melakukan percepatan dalam penyelesaian proyek-proyek strategis seperti PLTU Sumsel-8 yang berkapasitas 2x620 MW.
Baca Juga: Semua saham indeks IDX BUMN20 terkoreksi, begini saran analis
Perusahaan ini juga berusaha menyelesaikan proyek hilirisasi batubara yang bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Product.
“Proyek-proyek strategis tersebut dapat menambah pundi-pundi pendapatan perusahaan untuk periode yang akan datang,” tandas Hadis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News