Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siam Cement Group (SCG) Indonesia membukukan penurunan pendapatan di kuartal III 2022 karena terdampak perlambatan ekonomi global dan melonjaknya harga energi.
SCG Indonesia mencatatkan pendapatan senilai US$ 352 juta setara Rp 5,25 triliun atau turun 10% secara tahunan (YoY).
Chakkapong Yingwatanathaworn, President Director PT SCG Indonesia menyampaikan lonjakan harga energi yang mengakibatkan biaya produksi dan biaya ekspor meningkat.
“Ini membuat penjualan bisnis packaging kami yang mayoritas berasal dari FajarPaper dan Intan Group turut terdampak, karena perusahaan menggarap pasar ekspor yang cukup besar,”jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/11).
Baca Juga: Siam Cement Group (SCG) Ekspansi ke Bisnis Energi Terbarukan
Chakkapong menyatakan, hal serupa juga dialami oleh KOKOH dari unit bisnis CBM. Namun dia tetap optimistis, prospe pasar Indonesia masih tetap bertumbuh di tahun depan.
Sejalan dengan program transisi energi, SCG Indonesia menerapkan strategi prioritas investasi untuk mendukung energi terbarukan di Indonesia.
Salah satunya, SCG mempercepat pengembangan energi terbarukan dengan memanfaatkan biomassa dari produk sampingan pertanian dan limbah rumah tangga perkotaan yang disebut Refused-Derived Fuel (RDF) sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Namun sayang, SCG Indonesia belum dapat membuka nilai investasinya kepada publik. “Investasi tersebut diharapkan dapat mendukung target ESG jangka panjang kami, yaitu Net-Zero untuk emisi gas rumah kaca pada tahun 2050,” ujarnya.
Selain menjajaki bisnis energi terbarukan, SCG di Indonesia juga telah menerapkan dan mengembangkan berbagai inisiatif berlandaskan prinsip ESG 4 Plus untuk mendukung energi terbarukan.
Baca Juga: Siam Cement Group (SCG) Bukukan Pendapatan Rp 188,64 Triliun Hingga Kuartal III 2022
Chakkapong memberikan gambaran, PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, anak perusahaan SCG di Indonesia dari unit bisnis CBM (Cemen-Building Materials) tengah menerapkan AFR (Alternative Fuel Raw) melalui pemanfaatan teknologi RDF (Refused-Derived Fuel).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News