Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah kembali mengeluarkan izin impor beras kepada Perum Bulog sebanyak 500.000 ton. Izin impor tersebut ditujukan untuk menstabilkan harga dan menguatkan stok beras pemerintah.
Pengamat pertanian Husein Sawit menilai, adanya keputusan impor yang bertujuan untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah adalah sebuah keputusan yang tepat. Pasalnya, dia melihat stok beras di masyarakat sudah menipis.
"Melihat dari perkembangan harga beras yang tinggi, dan perkiraan akan naik karena memasuki musim gadu, itu pertanda stok beras pada masyarakat rendah. Bulog sulit memupuk pengadaan, keputusan impor ini adalah hal yang penting," ujar Husein kepada Kontan.co.id, Rabu (23/5).
Dia pun menambahkan, impor adalah hal yang wajar dilakukan apabila produksi beras masih kurang. Dia mengatakan, impor ini perlu dicicil dan sudah tepat dilakukan saat ini karena masa panen sudah selesai dan sedang menuju musim gadu.
"Impor itu perlu dilakukan dicicil atau dilakukan dari awal. Yang salah itu begitu harga sudah tinggi, langsung memutuskan impor di Januari. Saat itu kan panen. Kalau saat ini tidak ada salahnya karena produksi memang berkurang sementara stok di masyarakat tipis," jelas Husein.
Sementara itu, Husein berpendapat, perlunya impor ini dilakukan karena masalah produksi beras yang masih kurang. Dia berpendapat, tidak ada masalah di distribusi beras lantaran Satgas pangan sudah diturunkan untuk memeriksa stok beras yang ada di masyarakat.
"Satgas pangan kan sudah bekerja sampai ke daerah, memeriksa ke masyarakat. Kalau sudah dilakukan hal tersebut, harga pasti turun. rupanya stok itu tidak seperti yang diduga. Kalau saya berpendapat, ini cenderung bukan dari distribusi , tapi produksi tidak sesuai dengan kalim," ujar Husein.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News