kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengamat: Penggunaan smart meter harus dikedepankan oleh PLN


Senin, 15 Juni 2020 / 17:26 WIB
Pengamat: Penggunaan smart meter harus dikedepankan oleh PLN
ILUSTRASI. Petugas memeriksa meteran listrik. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dinilai perlu mengedepankan penggunaan teknologi smart meter untuk membantu pencatatan tagihan listrik pelanggan. Alhasil, kejadian lonjakan tagihan listrik sebagian pelanggan secara tidak wajar bisa diminimalisir di kemudian hari.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyatakan, sudah seharusnya PLN mulai melakukan penggantian meter listrik melalui pengembangan teknologi smart meter. Terlebih, ada jutaan pelanggan PLN yang usia meter listriknya sudah puluhan tahun dan tidak pernah dikalibrasi.

Baca Juga: PLN pilih opsi smart meter untuk menggantikan meteran mekanik

Menurutnya, teknologi smart meter memungkinkan PLN mendapat informasi penggunaan listrik setiap pelanggan yang lebih akurat. “Pelanggan juga bisa mengakses informasi untuk mengetahui profil beban dan penggunaan listriknya,” tambah dia, Senin (15/6).

Hanya memang, adopsi smart meter tidak mudah begitu saja dilakukan di Indonesia. Selain biaya investasi awal untuk mengganti jutaan meter listrik cukup besar, kondisi kas PLN sendiri untuk saat ini cenderung terbatas lantaran konsumsi listrik yang menurun di tengah pandemi Corona. “Ada juga interest untuk mempertahankan bisnis jasa catat meter,” imbuh Fabby.

Padahal, pemerintah melalui Kementerian ESDM bersama PLN sebenarnya sudah pernah mengembangkan pilot project meter listrik pintar atau smart meter LoRa di Bali pada awal tahun 2018 lalu. Oleh karena itu, Fabby menilai, PLN tinggal mengembangkan secara massal teknologi tersebut. Kelak, PLN akan mendapat manfaat berupa akurasi perkiraan beban terpakai pelanggan yang lebih baik.

Baca Juga: PLN pakai jasa pihak ketiga untuk catat meteran listrik dan hitung tagihan pelanggan

Urgensi penggunaan smart meter semakin meningkat lantaran PLN tergolong terlambat dibandingkan negara-negara lainnya. Fabby menyebut, Tenaga Nasional Berhad (TNB) selaku perusahaan listrik nasional asal Malaysia sudah berencana mengganti meter listrik 9,1 juta pelanggannya dengan smart meter paling lama di tahun 2026 mendatang.

Provincial Electricity Authority, perusahaan distribusi listrik milik pemerintah Thailand juga sudah melakukan implementasi smart meter,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×