kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan empat smelter tak jelas, pemerintah rombak target capaian 2022


Minggu, 28 Juni 2020 / 16:28 WIB
Pengembangan empat smelter tak jelas, pemerintah rombak target capaian 2022
ILUSTRASI. Ribuan ton Smelter Grade Alumina (SGA) produksi PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW AR) siap diekspor ke Shandong ? Tiongkok, dari pabrik pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi alumina (alumina refinery) di Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Ba


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Pratama Guitarra

Adapun, ekspor mineral yang belum dimurnikan, yang masih diperbolehkan adalah ekspor konsentrat tembaga, bijih besi dan bauksit yang sudah dicuci (washed bauxite), yang hingga sekarang masih diatur sesuai batasan minimum dalam Permen ESDM Nomor 25 tahun 2018.

Selain di Pasal 170 (A), dalam UU Minerba baru itu, pengaturan mengenai kewajiban membangun smelter dan insentif yang dapat diberikan terkait hilirisasi ini, juga diatur dalam Pasal 102, Pasal 103, Pasal 104, Pasal 47, dan Pasal 83.

Dihubungi terpisah, Staff Khusus Menteri ESDM bidang percepatan tata kelola mineral dan batubara (minerba), Irwandy Arief mengungkapkan, pandemi covid-19 memang sangat berdampak terhadap proyek smelter. Namun menurutnya, tidak tercapainya target pembangunan smelter bukan semata-mata karena covid-19.

Baca Juga: Ramai-ramai industri farmasi mulai melirik sektor kosmetik


"Kemungkinan tidak tercapai bukan hanya karena covid-19 tapi karena faktor lain seperti pendanaan," kata Irwandy saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (28/6).

Dari sisi jadwal operasional, ada dua simulasi yang dipaparkan Irwandy. Pertama, jika pandemi covid-19 bisa diatasi pada pertengahan tahun 2020, maka pembangunan smelter, khususnya yang saat ini progresnya masih 40% ke bawah bakal tertunda sampai dengan akhir tahun 2022.

Kedua, jika pandemi covid-19 berlangsung hingga akhir tahun 2020, maka pembangunan smelter, khususnya yang saat ini progresnya masih 40% ke bawah, bakal tertunda hingga tahun 2023.

Baca Juga: IMA: Pemerintah wajib melindungi penambang nikel dan pengusaha hilirisasi nikel

Asal tahu saja, dalam rentang progres 40%-95%, pengerjaan proyek smelter masih berupa pengadaan alat pabrik, lalu konstruksi pabrik dan sebagian utilitas atau infrastruktur pendukung. Setelah itu, baru smelter masuk ke tahap comissioning dan siap beroperasi.

Dengan adanya covid-19, proyek smelter bakal terganggu karena aktivitas pengerjaan dan arus barang pasti terhambat. "Pasti, secara teknis dan operasional itu menghambat," sebut Irwandy.

Sayangnya, dia belum membeberkan dengan detail proyek smelter mana saja bakal tertunda dan sudah mengajukan atau mendapatkan izin dari Kementerian ESDM. Yang jelas, untuk proyek smelter yang kesulitan pendanaan, Irwandy menyebut bahwa program Kementerian ESDM untuk membantu membuka akses pendanaan tetap berjalan.

Irwandy memang tidak memaparkan secara rinci, tapi dia mengklaim bahwa dari program tersebut sudah ada proyek yang berhasil menjajaki pendanaan. "(Kementerian ESDM) sudah membantu dengan program market sounding. Masih berjalan dan sudah ada yang berhasil," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×